Selasa, 07 April 2015

penyakit-penyakit abnormal


1.      Skizofrenia
Istilah skizofrenia berasal dari kata schizos : pecah belah dan phren: jiwa. Skizofrenia menjelaskan mengenai suatu gangguan jiwa dimana penderita mengalami perpecahan jiwa adanya keretakan atau disharmoni antara proses berfikir, perasaan dan perbuatan, Kraepelin seorang ahli kedokteran jiwa dari kota Munich memaparkan skizofrenia sebagai bentuk kemunduran intelegensi sebelum waktunya yang dinamakannya demensia prekox (demensia : kemunduran intelegensi) prekox (muda, sebelum waktunya).
Ada banyak perkiraan sebagai penyebab terjadinya skizofrenia, baik yang berasal dari badaniah (somatogenik) maupun psikologis (psikogenik). Perkiraan penyebab skizofrenia yang berasal dari segi fisik yang pertama adalah berasal dari faktor genetik atau faktor keturunan, hal ini telah dibuktikan dengan penelitian tentang keluarga penderita skizofrenia. Potensi untuk mendapatkan skizofrenia tidak langsung diturunkan melalui gen resesif, potensi ini mungkin kuat tapi mungkin lemah sebab selanjutnya juga akan tergantung pada lingkungan individu apakah akan menjadi skizofrenia atau tidak. Sama seperti penderita diabetes mellitus walaupun ia adalah resesif diabetes namun jika ia dapat menjaga pola hidup yang sehat maka ia tidak akan menderita diabetes. Selanjutnya adalah kelainan susunan syaraf pusat, yang terletak pada diensefalon atau kortex otak, kelainan tersebut mungkin disebabkan oleh perubahan postmortem.
Ada beberapa ahli yang menjelaskan mengenai teori psikogenik yang pertama adalah teori Adolf Meyer, menurut meyer skizofrenia merupakan suatu reaksi yang salah, suatu maladaptasi, oleh karena itu timbul suatu disorganisasi kepribadian dan lama-kelamaan orang itu menjauhkan diri dari kenyataan (otisme). Kemudian teori Sigmund Freud, menurut Freud dalam skizofrenia terdapat kelemahan ego, yang dapat timbul karena penyebab psikogenik maupun somatik, superego dikesampingkan sehingga tidak bertenaga lagi dan Id yang berkuasa serta terjadi suatu regresi ke fase narsisisme.
Gejala-gejala skizofrenia dibagi menjadi dua yaitu gejala primer dan gejala sekunder, gejala primer diantaranya gangguan proses pikiran (bentuk,langkah dan isi pikiran), gangguan afek dan emosi, gangguan kemauan, banyak penderita dengan skizofrenia mempunyai kelemahan kemauan. Mereka tidak dapat mengambil keputusan dan tidak dapat mengambil tindakan dalam suatu keputusan. Dan yang terakhir adalah gejala psikomotor juga dinamakan gejala katatonik atau gangguan perbuatan. Kemudian gejala sekunder yang terdiri dari waham, waham yang diderita penderita skizofrenik sering tida logis dan bizar. Tetapi penderita tidak memahami hal tersebut dan menganggap bahwa wahamnya merupakan fakta dan tidak dapat diubah oleh siapapun. Gejala sekunder yang kedua adalah halusinasi, pada skizofrenia halusinasi timbul tanpa ada penurunan kesadaran dan hal ini merupakan suatu gejala yang hampir tidak dijumpai pada keadaan lain. Paling sering pada skizofrenia adalah halusinasi pendengaran, halusinasi penciuman, halausinasi citarasa atau halusinasi taktil (singgungan).
2.      OCD (Obsessive Compulsive Disorder)
Obsessive Compulsive Disorder (OCD) merupakan penyakit yang menyerang mental yang ditandai dengan ciri-ciri melakukan berpikir berulang-ulang dan melakukan perbuatan yang berulang-ulang. Sebagai contoh, seseorang yang selalu berpikir bahaya kompor di rumah belum dimatikan padahal dia sudah mematikannya. Dalam acara Oprah Winfrey Show ada beberapa contoh kasus yang bias dibilang parah. Ada beberapa gejala yang sering muncul pada penderita OCD:
a.     Melakukan tindakan yang berulang-ulang,hal ini dapat kita lihat ketka seorang OCD mencuci tangan berkali-kali, membasuh kaki berkali kali dan sebagainya.
  1. Selalu resah, Penderita OCD tidak dapat lepas dari resah. Ada saja pikiran negative atau jangan-jangan. Sebagai contoh, ketika penderita OCD pergi keluar rumah mereka akan berpikir jangan-jangan kompor belum dimatikan. Jangan-jangan kunci pintu ketinggalan di gagang pintu,dsb.
  2. Melakukan ritual-ritual yang aneh, Dalam film Aviator si Howard (penderita OCD) melakukan ritual dengan membakar seluruh bajunya dan menuangkan air seninya ke dalam botol lalu dikumpulkan.
  3. Suka dengan benda-benda simetris
  4. bimbang perihal kuman dan bakteri
3.      Bipolar Disorder
Ganguan bipolar atau sering disebut juga dengan manic - depresi merupakan kelainan pada otak yang menyebabkan ketidak normalan pergantian mood, energi, level aktivitas, dan kemampuan untuk mengerjakan aktivitas harian. Bipolar memiliki dua kutub, yaitu manik dan depresi. Gangguan ini bersifat episode yang cenderung berulang, menunjukkan suasana perasaan atau mood dan tingkat aktivitas yang terganggu.Seseorang yang mengidap Bipolar Disorder biasanya sering merasa euphoria berlebihan (mania) dan mengalami depresi yang sangat berat. Periode mania dan depresi ini bisa berganti dalam hitungan jam, minggu maupun bulan. Ini semua tergantung masing-masing pengidap.Mood atau keadaan emosi internal merupakan penyebab utama dari gangguan ini.
Kadang penderita memiliki perasaan atau yang bisa disebut sebagai mood meninggi, energi dan aktivitas fisik dan mental meningkat atau episode manik atau hipomanik. Pada waktu lain berupa penurunan mood, energi dan aktivitas dan mental berkurang (episode depresi).Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara dua minggu sampai lima bulan. Sedangkan depresi cenderung berlangsung lebih lama. Episode hipomanik mempunyai derajat yang lebih ringan daripada manik.Mereka yang mengalami gangguan bipolar ini beralih dari perasaan sangat senang dan gembira ke perasaan sangat sedih atau sebaliknya. Dua kutub mood tinggi dan rendah, saling bergantian.
         Bipolar disorder sering dialami oleh remaja yang beranjak dewasa atau dewasa muda. setidaknya setengah dari kasus dimulai sebelum umur 25 tahun. beberapa orang memiliki gejala - gejalanya bahkan sejak kanak - kanak, sementara beberapa orang sisanya mengalami gejala - gejalanya lebih lama. Bipolar disorder tidak mudah dikenali saat kelainan ini dimulai. gejalanya terlihat seperti masalah - masalah yang berbeda, tidak tampak seperti bagian dari masalah lain yang lebih besar. beberapa orang menderita kelainan ini sampai bertahun - tahun sampai akhirnya terdiagnosis dan mendapatkan terapi. Seperti diabetes dan penyakit jantung, bipolar disorder adalah kelainan jangka panjang yang harus di awasi dan di managed seumur hidup.
Gejala-gejala dari mania atau episode manic:
Perubahan-Perubahan Suasana Hati
a.     Periode yang panjang dari perasaan "puncak", atau suasana hati yang sangat gembira atau ramah
b.    Suasana hati yang sangat teriritasi, agitasi, merasakan "jumpy (gelisah)" atau "wired".
Perubahan-Perubahan Kelakuan
a.     Berbicara sangat cepat, melompat dari satu idea ke yang lainnya, mempunyai pemikiran-pemikiran yang bergegas-gegas
b.    Sangat mudah dikacaukan
c.     Aktivitas-aktivitas yang menuju tujuan yang meningkat, seperti menerima proyek-proyek baru
d.    Menjadi gelisah
e.     Tidur yang sedikit
f.     Mempunyai kepercayaan yang tidak realistik pada kemampuan-kemampuan seseorang
g.    Berkelakuan secara impulsif dan mengambil bagian pada banyak kelakuan-kelakuan yang menyenangkan dan berisiko tinggi, seperti membelanjakan sprees, seks yang impulsif, dan investasi-investasi bisnis yang impulsif.
Gejala-gejala dari episode depresi:
Perubahan-Perubahan Suasana Hati
a.     Periode yang panjang dari perasaan khawatir atau kosong
b.    Kehilangan minat pada aktivitas-aktivitas yang pernah dinikmati, termasuk seks.

Perubahan-Perubahan Kelakuan
a.     Merasa lelah atau "slowed down"
b.    Mempunyai persoalan-persoalan berkonsentrasi, mengingat, dan membuat keputusan-keputusan
c.     Menjadi gelisah atau teriritasi
d.    Merubah kebiasaan-kebiasaan makan, tidur, atau yang lain-lain
e.     Memikirkan kematian atau bunuh diri, atau mencoba bunuh diri.
Gejala-gejala dari episode hipomania :
Tahap hipomania mirip dengan mania. Perbedaannya adalah penderita yang berada pada tahap ini merasa lebih tenang seakan-akan telah kembali normal serta tidak mengalami hallucination dan delusion. Hipomania sulit untuk didiagnosis karena terlihat seperti kebahagiaan biasa, tapi membawa resiko yang sama dengan mania. Gejala-gejala dari tahap hipomania bipolar disorder adalah sebagai berikut.
a.    Bersemangat dan penuh energi, muncul kreativitas.
b.    Bersikap optimis, selalu tampak gembira, lebih aktif, dan cepat marah.
c.    Penurunan kebutuhan untuk tidur.
Gejala-gejala episode campuran (Mixed state episode) :
Dalam konteks bipolar disorder, mixed state adalah suatu kondisi dimana tahap mania dan depresi terjadi bersamaan. Pada saat tertentu, penderita mungkin bisa merasakan energi yang berlebihan, tidak bisa tidur, muncul ide-ide yang berlal-lalang di kepala, agresif, dan panik (mania). Akan tetapi, beberapa jam kemudian, keadaan itu berubah menjadi sebaliknya. Penderita merasa kelelahan, putus asa, dan berpikiran negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Hal itu terjadi bergantin dan berulang-ulang dalam waktu yang relatif cepat. Mixed state bisa menjadi episode yang paling membahayakan penderita bipolar disorder. Pada episode ini, penderita paling banyak memiliki keinginan untuk bunuh diri karena kelelahan, putus asa, delusion, dan hallucination. Gejala-gejala yang diperlihatkan jika penderita akan melakukan bunuh diri antara lain sebagai berikut.
a.    Selalu berbicara tentang kematian dan keinginan untuk mati kepada orang-orang di sekitarnya.
b.    Memiliki pandangan pribadi tentang kematian.
c.    Mengkonsumsi obat-obatan secara berlebihan dan alkohol.
d.    Terkadang lupa akan hutang atau tagihan seperti; tagihan listrik, telepon.


Menurut DSM, ada empat tipe-tipe dasar dari penyakit bipolar:
a.    Penyakit Bipolar I terutama ditentukan oleh episode-episode manic atau campuran yang berlangsung paling sedikit tujuh hari, atau oleh gejala-gejala manic yang begitu parah sehingga orang itu perlu segera perawatan rumah sakit. Biasanya, orang itu juga mempunyai episode-episode depresi, secara khas berlangsung paling sedikit dua minggu. Gejala-gejala dari mania atau depresi harus menjadi perubahan utama dari kelakuan normal seseorang.
b.    Penyakit Bipolar II Hypomanic , ditentukan oleh pola dari episode-episode depresi namun bukan sepenuhnya episode-episode manic atau campuran.
c.    Bipolar Disorder Not Otherwise Specified (BP-NOS) didiagnosa ketika seseorang mempunyai gejala-gejala dari penyakit yang tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk salah satu dari bipolar I atau II. Gejala-gejala mungkin tidak berlangsung cukup lama, atau orang itu mungkin mempunyai terlalu sedikit gejala-gejala, untuk didiagnosa dengan bipolar I atau II. Bagaimanapun, gejala-gejala adalah dengan jelas keluar dari batasan kelakuan normal seseorang.
d.    Penyakit Cyclothymic, atau Cyclothymia, adalah bentuk ringan dari penyakit bipolar. Orang-orang yang mempunyai cyclothymia mempunyai episode-episode dari hypomania dengan depresi ringan untuk paling sedikit dua tahun. Bagaimanapun, gejala-gejala tidak memenuhi kebutuhan-kebutuhan diagnostik untuk tipe lain apa saja dari penyakit bipolar.
e.    Beberapa orang-orang mungkin didiagnosa dengan rapid-cycling bipolar disorder. Ini adalah ketika seorang mempunyai empat atau lebih episode-episode dari depresi utama, mania, hypomania, atau gejala-gejala campuran dalam satu tahun.
4.      Psikopat
Definisi : Psikopat berasal dari kata psyche (jiwa) dan pathosi (penyakit). Secara harfiah, psikopat berarti sakit jiwa. Namun, psikopat tak sama dengan kegilaan (skizofrenia/psikosis), sebab seorang psikopat umunya disebut “Sosiopat”, karena prilakunya yang antisosial yang merugikan orang-orang terdekat tanpa empati sedikitpun, meski mereka menyadari seluruh perbuatannya
Karakteristik Psikopat biasanya menunjukkan sifat seperti berikut:
a.      Kurang memiliki rasa empati
b.      Tidak Bertanggung Jawab & menyalahkan faktor eksternal.
c.       Tidak Tulus dalam berbicara.
d.      Egois dan toleransi rendah terhadap rasa frustrasi.

5.      Depresi
Depresi adalah gangguan mental yang setiap orang berpeluang mengalaminya. Banyak dari kita kebingungan untuk membedakan antara depresi, stress dan kesedihan. Belum lagi membedakan beberapa jenis dari depresi, misalnya unipolar depression, biological depression, manic depression, seasonal affective disorder, dysthymia, dan lainnya.
Penyebab Depresi
Beberapa ahli juga memberikan penjelasan mengenai penyebab depresi. Menurut Kaplan dalam Tarigan (2003) Faktor-faktor yang dihubungkan dengan penyebab dapat dibagi atas: faktor biologi, faktor genetik dan faktor psiko sosial. Dimana ketiga faktor tersebut juga dapat saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya
a.       Faktor Biologi
Ss Beberapa peneliti juga menemukan bahwa gangguan mood melibatkan patologik dan sistem limbiks serta ganglia basalis dan hypothalamus.
b.      Faktor Genetik
Data genetik menyatakan bahwa faktor yang signifikan dalam perkembangan gangguan mood adalah genetik. Pada penelitian anak kembar terhadap gangguan depresi berat, pada anak kembar monozigot adalah 50 %, sedangkan dizigot 10 – 25 %.
c.       Faktor Psikososial
Mungkin faktor inilah yang banyak diteliti oleh ahli psikologi. Faktor psikososial yang memyebabkan terjadinya depresi antara lain;
Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan : suatu pengamatan klinik menyatakan bahwa peristiwa atau kejadian dalam kehidupan yang penuh ketegangan sering mendahului episode gangguan mood.
d.      Faktor kepribadian Premorbid :Tidak ada satu kepribadian atau bentuk kepribadian yang khusus sebagai predisposisi terhadap depresi. Semua orang dengan ciri kepribadian manapun dapat mengalami depresi, walaupun tipetipe kepribadian seperti oral dependen, obsesi kompulsif, histerik mempunyai risiko yang besar mengalami depresi dibandingkan dengan lainnya.
    Faktor Psikoanalitik dan Psikodinamik : Freud menyatakan suatu hubungan antara kehilangan objek dan melankoli. Ia menyatakan bahwa kemarahan pasien depresi diarahkan kepada diri sendiri karena mengidentifikasikan terhadap objek yang hilang. Freud percaya bahwa introjeksi merupakan suatu cara ego untuk melepaskan diri terhadap objek yang hilang. depresi sebagai suatu efek yang dapat melakukan sesuatu terhadap agresi yang diarahkan kedalam dirinya. Apabila pasien depresi menyadari bahwa mereka tidak hidup sesuai dengan yang dicita-citakannya, akan mengakibatkan mereka putus asa.
Ketidakberdayaan yang dipelajari: Didalam percobaan, dimana binatang secara berulang-ulang dihadapkan dengan kejutan listrik yang tidak dapat dihindarinya, binatang tersebut akhirnya menyerah dan tidak mencoba sama sekali untuk menghindari kejutan selanjutnya. Mereka belajar bahwa mereka tidak berdaya.
Teori Kognitif: Beck menunjukkan perhatian gangguan kognitif pada depresi Asikal H.S. dalam Tarigan (2003) Dia mengidentifikasikan 3 pola kognitif utama pada depresi yang disebut sebagai triad kognitif, yaitu
a.       Pandangan negatif terhadap masa depan,  
b.      Pandangan negatif terhadap diri sendiri, individu menganggap dirinya tak mampu, bodoh, pemalas, tidak berharga,
c.       Pandangan negatif terhadap pengalaman hidup. Meyer berpendapat bahwa depresi adalah reaksi seseorang terhadap pengalaman hidup.
Penyebab depresi adalah faktor biologi, faktor genetik dan faktor psiko sosial. Dimana ketiga faktor tersebut juga dapat saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Gejala-gejala Depresi (Symptoms of Depression).
Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala psikis, gejala fisik & sosial yang khas. Beberapa orang memperlihatkan gejala yang minim, beberapa orang lainnya lebih banyak. Tinggi rendahnya gejala bervariasi pada individu dan juga bervariasi dari waktu ke waktu. Berikut ini beberapa gejala dari depresi :
a.       Terus menerus merasa sedih, cemas, atau suasana hati yang kosong
b.      Perasaan putus asa dan pesimis.
c.       Perasaan bersalah, tidak berdaya dan tidak berharga.
d.      Kehilangan minat atau kesenangan dalam hobi dan kegiatan yang pernah dinikmati.
e.       Penurunan energi dan mudah kelelahan.
6.      Kleptomamia
Kleptomania merupakan suatu gangguan psychis (gangguan kejiwaan) yang disebabkan oleh pengalaman dan perilaku masa kecil yang mendalam dan banyak faktor yang membuat kebiasaan itu semakin tumbuh berkembang. Gangguan kejiwaan semacam ini bukan karena khayalan atau halusinasi, sehingga pengidap kleptomania juga bisa didiagnosa dan diobservasi dari kebiasaan dan kelakuan yang mereka lakukan ketika melihat barang atau sesuatu yang dimiliki orang. Mereka melakukan pencurian kecil-kecilan bukan karena cemburu atau benci terhadap orang yang mempunyai barang tertentu tetapi hanya karena ada dorongan dari otaknya untuk melakukan pengambilan barang itu yang menjadi semacam tantangan untuk membuktikan pada dirinya bahwa dia bisa melakukan itu tanpa diketahui oleh orang yang punya.
Para kleptomania melakukan pencurian bukan untuk memenuhi kebutuhan pribadinya sendiri atau untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi sebagai tanda kebanggaan atas dirinya sendiri dan untuk memenuhi rasa puas yang menguasai pikirannya, sehingga kadang-kadang para kleptomania setelah mencuri, akan membuang begitu saja hasil curiannya atau diberikan kepada orang lain sebagai hadiah seolah-olah itu miliknya sendiri.
Bahaya dari kleptomania adalah adanya sebagian dari mereka yang berkembang menjadi pencuri betulan dan mempunyai sasaran pilihan barang tertentu alias barang mahal dimana kalau sudah berhasil mereka biasanya mengkoleksinya tanpa ada rasa bersalah, atau diberikan lagi pada orang lain sebagai hadiah. Tetapi ada juga yang hanya mencuri misalnya sandal dan setiap kali melihat sandal akan timbul di otaknya untuk memiliki sandal itu, ada yang mencuri barang-barang kecil yang bisa masuk tas, ada juga yang mencuri pajangan orang,dll. Jadi kita bisa membedakan jelas antara kleptomania dan kriminal murni (yang disadari dan direncana), karena kleptomania tidak diukur dari martabat, jabatan, dan kekayaan seseorang. Kleptomania bisa terjadi kepada semua kalangan. Kadang pengidap kleptomania akan diberikan obat resep dokter seperti antidepressiva kalau sudah memasuki tingkat extrim.
Sifat karakteristik dari perilaku kompulsif adalah, jika si penderita melakukan perbuatan tersebut, dia merasakan suatu kesenangan dan kepuasaan. Jika ia tidakmelakukannya maka akan timbul rasa tidak senang, berdosa, bersalah, serta rasa tidak puas. Dan lambat laun, orang yang bersangkutan menjadi panic dan bingung pabila tidak melakukannya dikarenakan pertentangan batin atau psikologis yang dirasakannya.
7.      Phobia
Pengertian fobia menurut para psikopatolog adalah sebagai penolakan yang menggangu, diperantarai rasa takut yang tidak proposional dengan bahaya yang dikandung oleh objek atau situasi tertentu da diakui oleh penderita sebagai sesuatu yang tidak mendasar. Dengan kata lain, fobia adalah ketakutan terhadap suatu situasi atau obyek yang jelas (dari luar individu itu sendiri), yang sebenarnya pada saat kejadian tidak membahayakan.
Dalam buku Psikologi Abnormal oleh Gerald C Davison dkk, pada tahun 2006, DSM-IV-TR memberikan beberapa bentuk gejala dari fobia adalah (1) Ketakutan yang berlebihan, tidak beralasan, dan menetap yang dipicu oleh objek atau situasi; (2) Keterpaparan dengan pemicu menyebabkan kecemasan intens; (3) Orang tersebut menyadari ketakutannya tidak realistis; (4) Objek atau situasi tersebut dihindari atau dihadapi dengan kecemasan intens.
Beberapa istilah yang paling dikenal adalah claustrophobia, yaitu ketakutan pada ruang tertutup. Agoraphobia, adalah ketakutan pada tempat umum. Acrophobia, adalah ketakutan pada ketinggian. Animal phobia, adalah ketakutan pada jenis binatang tertentu. Blood phobia, adalah ketakutan pada darah.
Banyak penderita tertentu yang tidak membuat mereka cukup terdesak untuk mencari bantuan penanganan. Sebagai contoh, jika seseorang yang memiliki ketakutan yang sangat besar pada ular, ia tinggal di daerah metropolitan, kecil kemungkinan ia mengalami kontak langsung dengan objek yang ditakuti sehingga tidak percaya ada yang salah dengan dirinya. Pada kebanyakan kasus, fobia banyak dialami oleh wanita dibandingkan dengan pria.
Pengertian fobia menurut para psikopatolog adalah sebagai penolakan yang menggangu, diperantarai rasa takut yang tidak proposional dengan bahaya yang dikandung oleh objek atau situasi tertentu da diakui oleh penderita sebagai sesuatu yang tidak mendasar. Dengan kata lain, fobia adalah ketakutan terhadap suatu situasi atau obyek yang jelas (dari luar individu itu sendiri), yang sebenarnya pada saat kejadian tidak membahayakan.
Dalam buku Psikologi Abnormal oleh Gerald C Davison dkk, pada tahun 2006, DSM-IV-TR memberikan beberapa bentuk gejala dari fobia adalah (1) Ketakutan yang berlebihan, tidak beralasan, dan menetap yang dipicu oleh objek atau situasi; (2) Keterpaparan dengan pemicu menyebabkan kecemasan intens; (3) Orang tersebut menyadari ketakutannya tidak realistis; (4) Objek atau situasi tersebut dihindari atau dihadapi dengan kecemasan intens.
Beberapa istilah yang paling dikenal adalah claustrophobia, yaitu ketakutan pada ruang tertutup. Agoraphobia, adalah ketakutan pada tempat umum. Acrophobia, adalah ketakutan pada ketinggian. Animal phobia, adalah ketakutan pada jenis binatang tertentu. Blood phobia, adalah ketakutan pada darah.
Banyak penderita tertentu yang tidak membuat mereka cukup terdesak untuk mencari bantuan penanganan. Sebagai contoh, jika seseorang yang memiliki ketakutan yang sangat besar pada ular, ia tinggal di daerah metropolitan, kecil kemungkinan ia mengalami kontak langsung dengan objek yang ditakuti sehingga tidak percaya ada yang salah dengan dirinya. Pada kebanyakan kasus, fobia banyak dialami oleh wanita dibandingkan dengan pria.
Selain stimulus netral yang menyebabkan respon ketakutan yang berlebihan, ciri dari phobia adalah ketakutan yang diikuti respon fisik. Simtom yang muncul pada penderita phobia secara umum hampir sama dengan gejala kecemasan, akan tetapi simtom-simtom yang terarah pada situasi dan kondisi tertentu saja (tidak menyeluruh). Beberapa simtom yang ditemukan pada penderita gangguan phobia antara lain :
a.    Sering sakit kepala, migran
  1. Ingin tidur lebih lama
  2. Berkeringan secara berlebihan
  3. Otot menegang
  4. Rasa ingin muntah
  5. Peningkatan rasa cemas
  6. Berfikir secara tidak realistis, takut dan membayangkan sesuatu bakal terjadi
  7. Sulit berkonsentrasi
  8. Gemetar
8.            Pedofilia 
Kata Pedophilia berasal dari kata Yunani: pαῖ ς (paîs), yang berarti “anak” dan, pilία (philía), yang berarti "cinta yang bersifat pertemanan" atau "persahabatan". Karena Pedophilia mengandung makna ketertarikan seksual,maka awalnya istilah itu tidak digunakan dalam imu kedokteran dan lebih banyakdigunakan oleh para pedophilia itu sendiri untuk melambangkan identitas seksualmereka yang lebih menyukai anak-anak pra remaja. Pedophilia digunakan untukorang-orang yang secara eksklusif mempunyai ketertarikan seksual pada anak-anak pra-remaja yaitu di bawah usia 13 tahun. Termasuk didalamnya adalah Nepiophilia atau Infantophliia yaitu yang tertarik pada bayi dan anak-anak kecil (toddlers) yang berusia 0-3 tahun. Di luar itu ada juga yang tertarik pada anak-anak yang berusia antara 11-14 tahun yang disebut Hebephilia. DSM 5 tidakmemasukkan Hebephilia kedalam kategori Pedophilia, tetapi ICD-10 memasukkannya.
 Ciri pengidap pedophilia "
Seorang ahli kejiwaan asal Wina, Richard von Krafft-Ebing, dalam bukunya Psychopathia Sexualis (1886), menyebutkan tiga ciri individu yang mengidap pedophilia, yaitu: Pertama, individu tersebut dipengaruhi oleh sifat genetis yang diperolehnya; Kedua, ketertarikan dasar individu tersebut adalah terhadap anak-anak, dan; Ketiga, tindakan yang dilakukan biasanya bukan hubungan fisik, melainkan sentuhan yang tidak pantas atau memanipulasi anak untuk melakukan tindakan sesuai keinginan individu tersebut (Wikipedia.com).
Menyimak tulisan Kraft-Ebing tentang ciri ketiga seorang pedophil, bisa disimpulkan bahwa seorang pedophil tidak mesti melakukan pencabulan atau hubungan seksual dengan si korban, melainkan hanya menyentuhnya dan membuat anak tersebut melakukan keinginannya di luar hubungan seksual, misalnya si anak diminta menyentuh bagian tubuhnya seperti kasus Selvi di atas.
Seorang pedophil bisa juga seseorang yang menyukai sesama jenis (homoseksual), sehingga ia cenderung mencari korban yang sama dengan jenis kelaminnya seperti kasus pedophilia yang dilakukan seorang turis asing di Mataram. Sebagian besar korban pedophil adalah anak-anak yang dalam kehidupan sehari-hari kurang mendapat perhatian dan pegawasan dari orang tuanya.
Kurangnya perhatian orang tua terhadap kasus pedophilia disebabkan masih kurang familiarnya kasus seperti ini di Indonesia. Sebagian masyarakat masih percaya bahwa hal seperti ini sangat kecil kemungkinannya terjadi, apalagi sebagian besar kasus pedophilia dilakukan oleh orang yang sudah dikenal dalam lingkungan sehari-hari atau sorang kerabat, sehingga hal seperti ini masih kurang bisa dipercaya akan terjadi.
Sebagian besar anak di bawah umur masih belum bisa mengungkapkan perasaan tak nyaman apabila ia bertemu orang yang memperlakukannya kurang sopan. Ini mengakibatkan sang pedophile semakin merasa leluasa memperlakukan anak tersebut karena ia tidak menunjukkan perlawanan. Terkadang si anak tidak melawan karena sang pedophil tampak sopan dan “dermawan”, seperti memberi uang jajan dan menemaninya bermain --seperti banyak terjadi dalam kasus pedophilia di Indonesia. 
Dari reaksi ini, terlihat bahwa seorang anak terkadang tidak mampu membedakan antara perlakuan tidak sopan, jika si pedophil hanya melakukan sentuhan tanpa meminta hubungan fisik dan bersikap sopan. Si anak menganggap bahwa si pedophil sayang kepadanya dengan menyentuh atau menyuruhnya menyentuh bagian tubuh tertentu dari si pelaku. Anggapan sang anak ini terbentuk karena perlakuan baik sang pedophil dengan memberinya uang jajan.
9.      ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) 
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan yang terlihat sejak masa kanak-kanak, dan dapat dianalisa langsung oleh ahli perkembangan anak (psikolog). Gangguan ini berdampak pada cara anak berpikir, bertindak dan merasa. Gangguan perkembangan yang ditandai oleh kekurangmampuan untuk memusatkan perhatian pada tingkat mal-adaptif, aktivitas yang berlebihan, dan impulsivitas
Tipe ADHD
ADHD dalam DSM-IV-TR membedakan tiga tipe gejala
a.  Kurang Perhatian (attention)
   Tampak tidak mendengarkan orang lain, mereka mungkin tidak mengerjakan tugas, tidak membaca buku, atau tidak membawa alat-alat karena tidak mendengar intruksi guru. Mereka mungkin tidak cukup mempertatikan secara detail dan membuat kesalahan ceroboh.
b.      Hiperaktivitas
Gelisah, susah duduk tenang dalam jangka waktu yang cukup lama, dan selalu tampak bergegas.
c.       Impulsivitas
d.      Suka menjawab pertanyaan, walau pertanyaan tersebut belum selesai disampaikan
Gejala-Gejalanya, menurut DSM IV-TR:
a.      Enam atau lebih gejala inatention (kurang perhatian), yang berlangsung selama 6 bulan atau lebih dalam bentuk misalnya kesalahan akibat ceroboh disekolah, kesulitan mempertahankan perhatian pada tugas atau permainan, sering tidak mendengarkan ketika diajak bicara, tidak menyelesaikan tugas sekolah dan tugas-tugas dirumah, sering mengalami kesulitan dalam mengorganisasi tugas dan kegiatan, menghindari/tidak menyukai tugas-tugas yang membutuhkan usaha mental yang cukup lama, sering kehilangan sesuatu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas atau kegiatan, mudah terdistraksi, sering lupa. 
b.      Memiliki enam ataulebih gejala hieraktivitas dan impulsivitas, yang berlangsung selama enam bulan atau lebih, seperti sering gelisah ditempat duduk, sering meninggalkan tempat duduk dikelas, sering berlari atau memanjat disaat tidak semestinya, kesulitan untuk mengikuti kegiatan hiburan dengan tenang, terlalu banyak bicara, sering menjawab pertanyaan yang belum selesai dbacakan, sering menginterupsi atau mengganggu orang lain.
c.       Kurang perhatian, hiperaktivitas, dan impulsivitas itu bersifat maladaptive dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan.
d.      Beberapa gejala muncul sebelum umur 7 tahun.
e.       Beberapa gangguan muncul di dua setting atau lebih.
f.        Gangguan yang signifikan dalam fungsi.
ADHD dapat ditengarai sejak anak berusia sangat kecil. Pada bayi, gejala yang nampak, adalah:
e.       Terlalu banyak bergerak, sering menangis, dan pola tidurnya buruk
f.       Sulit makan/minum
g.      Selalu kehausan
h.      Cepat marah/sering mengalami temper tantrum
Pada anak balita, gejala ADHD yang kerap terlihat, adalah:
·         Sulit berkonsentrasi/memiliki rentang konsentrasi yang sangat pendek
·         Sangat aktif dan selalu bergerak
·         Impulsif
·         Cenderung penakut
·         Memiliki daya ingat yang pendek
·         Terlihat tidak percaya diri
·         Memiliki masalah tidur dan sulit makan
·         Sangat cerdas, namun prestasi belajar tidak prima.
10.  Austis
Autisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu autos yang artinya diri yang tidak berdaya. Menurut Kamus Lengkap Psikologi J.P Chaplin (2001), ada tiga pengertian autisme :
a.       cara berpikir yang dikendalikan oleh kebutuhan personal atau diri sendiri.
b.      menanggapi dunia berdasarkan penglihatan dan harapan sendiri dan  menolak realitas.
c.        keasyikkan ekstrim dengan pikiran dan fantasi sendiri.
Dalam Pedoman Penggolongan dan Gangguan Jiwa (PPDGJ) edisi ke III, autisme digolongkan dalam gangguan perkembangan pervasif dengan kode F.84. Gangguan perkembangan pervasif adalah gangguan yang ditandai dengan kelainan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik dan dalam pola komunikasi, serta minat dan aktivitas terbatas, stereotipik, berulang yang menunjukkan gambaran yang pervasif dari fungsi – fungsi individu dalam semua situasi dengan derajat keparahan yang berbeda – beda.
Penyebab autisme sampai saat ini belum dapat diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor predisposisi yang memungkinkan terjadinya autisme, yaitu: faktor genetik, faktor hormonal, kelainan pranatal, proses kelahiran yang kurang sempurna, serta penyakit tertentu yang diderita sang ibu ketika mengandung atau melahirkan sehingga menimbulkan gangguan pada perkembangan susunan saraf pusat yang mengakibatkan fungsi otak terganggu.
Pada sebagian anak gejala autisme sudah nampak semenjak lahir, namun sebagian pula sempat mengalami perkembangan sebagai anak normal, dan akhirnya perkembangannya itu berhenti sebelum mencapai usia 3 tahun. Gejala autis sangat terlihat jelas ketika anak berusia 3 tahun. Hal yang menarik lainnya dari autisme yaitu gejala ini lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan dengan perbandingan 3:1.

Beberapa atau keseluruhan karakteristik yang disebutkan berikut ini dapat diamati pada para penyandang autisme beserta spektrumnya baik dengan kondisi yang teringan hingga terberat sekalipun.
a.       Hambatan dalam komunikasi, misal: berbicara dan memahami bahasa.
  1. Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain atau obyek di sekitarnya serta menghubungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi.
  2. Bermain dengan mainan atau benda-benda lain secara tidak wajar.
  3. Sulit menerima perubahan pada rutinitas dan lingkungan yang dikenali.
  4. Gerakkan tubuh yang berulang-ulang atau adanya pola-pola perilaku yang tertentu
11.  Asperger
Aspergers Syndrom adalah merupakan salah satu tipe pervasive development disorder (PDD). PDDs merupakan sekelompok kondisi termasuk keterlambatan perkembangan keahlian dasar seperti keterampilan bersosialisasi dengan, berkomunikasi dan menggunakan imajinasi. Sekilas, Asperger ini memang mirip dengan Autis. Apalagi mengingat autis juga merupakan salah satu penyakit PDD. Akan tetapi, anak-anak dengan Asperger's syndrome pada umumnya mempunyai fungsi lebih baik dibandingkan anak-anak autisme. 

Kesamaan sifat dengan penyandang autisme yaitu dalam menanggapi rangsangan sensori. Mereka bisa menjadi hiper sensitif terhadap beberapa rangsangan tertentu dan akan terikat pada suatu perilaku yang tidak biasa dalam memperoleh suatu rangsangan sensorik
yang  khusus.

Nama gangguan ini diambil dari nama dokter Asal Austria, Hans Asperger yang pertama kali menggambarkan gangguan ini pada 1944. Dimana Hans menjelaskan bahwa anak-anak yang memiliki penyakit ini mempunyai tingkat intelejensi yang dan perkembangan bahasa yang normal seperti anak-anak normal lainnya, akan tetapi mereka penderita SA (Red: singkatan dr Syndrom Aspergers) mengalami kekurangan atau pemunduruan dalam hal hubungan sosial dan kecakapan dalam berkomunikasi.
Berikut, gejala umum anak pengidap SA:
1. Gangguan keterampilan sosial. 
Anak-anak dengan Asperger's syndrome pada umumnya kesulitan berinteraksi dengan orang lain dan seringkali kaku dalam situasi sosial. Pada umumnya mereka sulit berteman.

2. Perilahu eksentrik atau kebiasaan yang berulang-ulang. Anak-anak dengan kondisi ini kemungkinan melakukan gerakan yang berulang-ulang, seperti meremas-remas atau memutar jari tangan.

3. Ritual yang tidak biasa. Anak dengan Asperger's syndrome kemungkinan mengembangkan ritual yang selalu diikuti, seperti mengenakan pakaian dengan urutan tertentu.

4. Kesulitan komunikasi. Orang-orang dengan Asperger's syndrome kemungkinan tidak melakukan kontak mata saat berbicara dengan seseorang. Mereka mungkin bermasalah menggunakan ekspresi dan gerak tubuh serta kesulitan memahami bahasa tubuh. Selain itu, mereka cenderung bermasalah memahami bahasa dalam konteks.Walaupun anak-anak penyandang SA biasanya berbicara lancar      saat mencapai usia lima tahun, namun mereka sering mempunyai masalah dalam menggunakan bahasa dalam konteks sosial (pragmatik ) dan tidak mampu mengenali sebuah kata yang memiliki arti yang berbeda-beda (semantic) serta khas dalam berbicara /prosodi (tinggi rendahnya suara, serta tekanan dalam berbicara)

5. Keterbatasan ketertarikan. Anak dengan Asperger's syndrome kemungkinan memiliki ketertarikan yang intens bahkan terobsesi terhadap beberapa bidang, seperti jadwal olahraga, cuaca atau peta.

6. Masalah koordinasi. Gerakan anak dengan Asperger's syndrome kelihatan ceroboh dan kaku.Diperkirakan bahwa 50% - 90% dari penyandang SA mempunyai kesulitan dalam koordinasi motoriknya. Motorik yang terkena dalam hal melakukan gerakan yang berpindah-pindah (locomotion), kecakapan bermain bola, keseimbangan, cakap menggerakan sesuatu dengan tangan, menulis dengan tangan, gerak cepat, persendian lemah, irama serta daya mengikuti gerakan-gerakan.
12.  Down syndrom
Down syndrome adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan. Down syndrome merupakan kelainan kromosom yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas. Kelainan yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental anak ini pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr.John Longdon Down. Karena ciri-ciri yang tampak aneh seperti tinggi badan yang relative pendek,kepala mengecil, hidung yang datar menyerupai orang Mongolia maka sering juga dikenal dengan Mongoloid. Pada tahun 1970an para ahli dari Amerika dan Eropa merevisi nama dari kelainan yang terjadi pada anak tersebut dengan merujuk penemu pertama kali syndrome ini dengan istilah Down Syndrome dan hingga kini penyakit ini dikenal dengan istilah yang sama.
Menurut kamus psikologi Down Syndrom merupakan satu kerusakan atau cacat fisik bawaan yang disertai keterbelakangan mental, lidahnya tebal dan retak-retak atau terbelah, wajahnya datar ceper, dan matanya miring.
Karakteristik
Sindrom down terjadi hampir merata pada laki-laki dan wanita. Penderita sindrom down memiliki tanda khas, seperti :
a.       Abnormalitas pada tengkorak
b.      Abnormalitas pada muka
c.       Tubuh pendek
d.      Dagu atau mulut kecil
e.       Leher pendek
f.       Kaki dan tangan terkadang bengkok
g.      Mulut selalu terbuka
h.      Ujung lidah besar
i.        Hidung lebar dan rata
j.        Kedua lubang hidung terpisah lebar
k.      Jarak antara kedua mata lebar
l.        Kelopak mata mempunyai lipatan epikantus
PENYEBAB
Banyak pakar berteori tentang penyebab Sindrom ini, tapi penyebab sesungguhnya tidak diketahui dengan pasti. Beberapa pakar meyakini adanya abnormalitas hormonal, pengaruh sinar X, infeksi virus, masalah kekebalan tubuh, atau predisposisi genetis yang menyebabkan pembagian sel tidak sempurna. Pendapat yang menyatakan semakin tinggi usia ibu semakin besar kemungkinan ia memiliki anak Sindrom Down.
Penelitian terakhir di Amerika Serikat membuktikan lebih dari 85% anak Sindrom Down dilahirkan dari ibu yang usianya tidak lebih dari 35 tahun. Peneliti lain menyatakan usia ayah juga berpengaruh. Memang kelebihan kromosom trisomi 21 bisa disebabkan baik dari ibu ataupun ayah, meski kebanyakan kromosom yang berlebih didapat dari ibu.
13.  Sexual syndrom
Dalam psikologi kelainan sex merupakan penyakit psikologi dimana penderita mengalami ketidakseimbangan hormon yang terjadi dalam tubuh misalnya wanita yang memiliki
         kelebihan hormon testosteren yang menyebabkan hasrat kelaki-lakiannya lebih dominan dibanding sifat feminim dan sebaliknya. *(jangan percaya gw cuma ngarang hahaha :-D ). sebenarnya dalam dunia psikologi kelainan sex merupakan salah satu prilaku menyimpang dimana dari kasus diatas merupakan salah satu penyebab terjadinya penyimpangan tersebut. misalnya kita ambil contoh seorang remaja pria yang memiliki sikap lebih feminim dari remaja pria lainnya, cenderung lebih menyukai hal-hal yang berbau feminim dan lebih gemulai dya akan bertanya pada dirinya 'normalkah saya?' dan ketika pertanyaan itu muncul hal itu sudah menjadi sebuah sugest bahwa sebagian dari dirinya merupakan hal yang tidak normal, disini gejala penyimpangan tersebut mulai terjadi. ada banyak faktor yang menyebabkan kelainan sex tidak hanya faktor hormonal tapi juga beberapa faktor lainnya. yuk kita bahas lagi! tapi sebelumnya kita liat dlu macam-macam kelainan sex.

Jenis kelainan SEX
a.      Homoseksual : yaitu kelainan sex dimana seseorang menyukai sesama jenis. pada pria disebut gay dan lesbi pada wanita.
b.      Eksibisionisme : yaitu kelainan seks yang suka memperlihatkan organ kelamin kepada orang lain yang tidak ingin melihatnya dan juga suka melakukan autoeroticism (praktek seksual merangsang diri sendiri atau masturbasi) sambil memperlihatkannya kepada orang lain. 
c.       Transvestic fetisisme : Gangguan ini dicirikan dengan laki-laki heteroseksual yang mengenakan pakaian perempuan untuk mencapai respons seksual. Gangguan ini dimulai pada saat remaja dan masih diam-diam (tanpa ingin diketahui orang lain), dan kemudian saat beranjak dewasa mulai berpakaian perempuan lengkap dan di depan umum. Sebagian kecil laki-laki dengan transvestic fetisisme mungkin mengalami dysphoria (ketidakbahagiaan dengan jenis kelamin aslinya), yang kemudian melakukan pengobatan hormonal atau operasi pergantian kelamin untuk membuat mereka hidup secara permanen sebagai perempuan. 
d.      Frotteurisme : Orang dengan gangguan ini sering menggosok-gosokkan organ kelaminnya kepada orang lain yang tidak menginginkannya. Perilaku ini sering dilakukan pada saat sibuk, di tempat ramai seperti dalam bus atau di kereta yang penuh sesak.
e.      Pedofilia : Pedofilia melibatkan aktivitas seksual dengan anak kecil, umumnya di bawah usia 13. DSM-IV-TR mendeskripsikan kriteria orang dengan pedofilia berusia diatas 16 tahun, dan setidaknya 5 tahun lebih tua dari si anak yang dijadikan obyek seksualnya. Orang dengan pedofilia bisa tertarik dengan anak laki-laki atau perempuan, walaupun hampir dua kali lipat ketertarikan lebih banyak pada anak laki-laki. Biasanya orang dengan gangguan ini mengembangkan prosedur dan strategi untuk mendapatkan akses dan kepercayaan anak-anak. 
f.        Seksual masokisme : Masokisme adalah istilah yang digunakan untuk kelainan seksual tertentu, namun yang juga memiliki penggunaan yang lebih luas. Gangguan seksual ini melibatkan kesenangan dan kegembiraan yang diperoleh dari rasa sakit pada diri sendiri, baik yang berasal dari orang lain atau dengan diri sendiri. Gangguan ini biasanya terjadi sejak kanak-kanak atau menginjak remaja yang sudah mulai kronis. Orang dengan gangguan ini mencapai kepuasan dengan mengalami rasa sakit.
g.      Voyeurism : Voyeurisme adalah paraphilia di mana seseorang menemukan kenikmatan seksual dengan menyaksikan atau mengintip orang yang telanjang, membuka baju, atau melakukan seks. Gangguan ini terjadi pada laki-laki dan yang menjadi obyek biasanya orang asing. Orang dengan voyeurisme atau voyeur berfantasi melakukan hubungan seks dengan korbannya, tetapi ia tidak benar-benar melakukan itu. Voyeur mungkin mengintip orang asing yang sama berulang-ulang, tapi jarang ada kontak fisik. 
h.     Bestialitas : Bestialitas atau zoophilia adalah istilah yang menggambarkan perasaan atau perilaku seks yang melibatkan hewan. Perasaan seksual orang dengan bestialitas mungkin berfokus pada hewan piaraan seperti anjing, atau hewan ternak seperti domba atau kambing. 
i.     Necrophilia : istilah yang menggambarkan perasaan atau perilaku seksual melibatkan mayat.
j.     Sodomi adalah hubungan seks yang dilakukan melalui anus. Anus hampir dapat disamakan dengan lubang (maaf) vagina karena memiliki rektum, yaitu bagian usus besar yang terletak dekat anus. Sodomi beresiko tinggi terhadap kesehatan karena anus merupakan tempat berkumpulnya bakteri.
k.   Incest adalah suatu hubungan seksual dengan pasangan yang masih mempunyai pertalian darah. Hanya karena rasa ketakutan dan ingin mendapatkan perhatian kasih sayang dari orang tua atau kakaknya, seorang anak atau remaja mau melakukan perbuatan ini. Biasanya faktor lingkunganlah yang mempengaruhi kelainan ini, yaitu karena adanya rasa cinta yang mendalam sebagai anggota keluarga. 
l.     Hiperseks adalah seseorang yang selalu ingin melakukan hubungan seksual sesering mungkin. 
M.   Triolisme adalah penderita kelainan seksual yang akan memperoleh kepuasan seksual jika saat melakukan hubungan seksual dengan pasangannya dilihat oleh orang lain. Triolisme dapat juga diartikan sebagai hubungan seksual yang dilakukan oleh satu perempuan dengan tiga laki-laki.
N.    Hermaphrodite diambil dari dewa Yunani yaitu Hermes dan Aprodite yang artinya setengah laki-laki dan setengah perempuan. Orang tersebut sudah terlahir dengan mempunyai 2 jenis kelamin yang pada hakikatnya hanya ada satu yang berfungsi sebenarnya.Hal yang mungkin dilakukan adalah dengan menjalani terapi hormon untuk merangsang pertumbuhan sifat dan ciri-ciri sebagai laki-laki atau perempuan.
14.  MR (mental retardensi)
Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Retardasi Mental ditandai dengan fungsi intelektual yang secara signifikan berada dibawa rata-rata, diserta oleh adanya berbagai deficit dalam fungsi adaptif, seperti mengurus diri atau aktivitas okupasional yang muncul sebelum usia 18 tahun. Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama ialah intelegensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental.
Retardasi mental bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental merupakan hasil dari proses patologik di dalam otak yang memberikan gambaran keterbatasan terhadap intelektual dan fungsi adaptif. Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik lainnya.
Intelegensi (IQ = Intelligence Quotient) bukanlah merupakan satu-satunya patokan yang dapat dipakai untuk menentukan berat ringannya retardasi mental. Sebagai kriteria dapat dipakai juga kemampuan untuk dididik atau dilatih dan kemampuan sosial atau kerja. Tingkatannya mulai dari taraf ringan, sedang sampai berat, dan sangat berat.
Klasifikasi retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu :
a.       Retardasi mental berat sekali. IQ dibawah 20 atau 25. Sekitar 1 sampai 2 % dari orang yang terkena retardasi mental.
b.      Retardasi mental berat. IQ sekitar 20-25 sampai 35-40. Sebanyak 4 % dari orang yang terkena retardasi mental.
c.       Retardasi mental sedang. IQ sekitar 35-40 sampai 50-55. Sekitar 10 % dari orang yang terkena retardasi mental.
d.      Retardasi mental ringan.IQ sekitar 50-55 sampai 70. Sekitar 85 % dari orang yang terkena retardasi mental. Pada umunya anak-anak dengan retardasi mental ringan tidak dikenali sampai anak tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua disekolah.
15.              PSIKOSIS
PSIKOSIS Disebut dengan kelainan kepribadian yang besar (Psychosis Mayor) karena seluruh kepribadian orang yang bersangkutan terkena dan orang tersebut tidak dapat lagi hidup dan bergaul normal dengan orang di sekitarnya 

Jenis – jenis Psikosis
a. Psikosis Fungsional 
☻Skizophrenia 
 Terjadi perpecahan kepribadian, antara pikiran, perasaan dan perbuatan berjalan sendiri – sendiri
n
 Contoh : Seseorang bercerita tentang anaknya yang meninggal terlindas kereta api (pikiran) sambil tertawa (perasaan) dan menari – nari (perbuatan)
n 
-Paranoid
 Sering merasa cemburu, curiga, dendam, iri hati kepada orang lain yang sifatnya irasional
n
-Psikosis manis – depresif
 Gangguan mental serius yang ditandai dengan perubahan emosi seperti menjadi sangat gembira dan tidak lama kemudian menjadi sangat sedih
n 
b. Psikosis Organik 
 Faktor penyebabnya adalah kelainan pada tubuh atau fungsi anggota tubuh.
n 
 Contoh: karena usia tua terjadi penyempitan pembuluh darah sehingga menyebabkan individu tersebut sering marah.
16.           Kepribadian Ganda.
Kepribadian ganda adalah dimana seseorang bisa mempunya kepribadian lebih dari 1, semisalnya pada hari ini dia menjadi si A dan keesokannya menjadi si B.. Tapi proses penyembuhan bisa dilakukan dengan 2 pribadi atau lebih ini saling berkenalan dan saling berteman. Biasanya penyakit ini muncul karena trauma masa kecil yang terjadi di bawah usia 7 tahun.
Ciri – Ciri Penderita :
a. Ada 2 orang atau lebih yang mengambil alih tubuh si penderita, contoh : mereka menemukan bahwa di laptop mereka terdapat sebuah cerpen, padahal mereka ga nulis cerpen itu, itu bisa jadi karena pribadi yang lain mengambil alih tubuh mereka.
b. Sering lupa, mereka sering lupa tentang informasi mengenai diri mereka sendiri.
c. Sering terlihat tidak fokus dan tidak sadar waktu.

17.  Bulimia nervosa
Gangguan makan yang membuat Anda makan secara berlebihan, dan segera mengeluarkan makanan tersebut dgn berbagai caraBulimia nervosa seringkali dialami oleh para model profesional dan dijadikannya pilihan gaya hidup, walaupun faktanya sangat menyiksa
Penyebab Bulimia : Masalah Pribadi, keluarga, perilaku maladaptif, pertentangan identitas diri, dan mementingkan penampilan fisik
18.     Narsisisme
perasaan cinta trhadap diri sendiri yg berlebihan, percaya diri itu perlu, tp harus ditempatkan dengan baik.
19.           Antisosial  Personality Disorder
Definisi : Gangguan kepribadian antisosial sering disebut sebagai sociopathy dalam budaya populer. Individu dengan antisosial Personality Disorder sering kurang empati dan cenderung tidak berperasaan, sinis, dan menghina perasaan, hak, dan penderitaan orang lain.
Ciri-ciri umum penderita :
-  Kegagalan untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma sosial yang berkaitan dengan perilaku yang sah seperti yang ditunjukkan oleh berulang kali melakukan tindakan yang dasar untuk penangkapan
- Tipu daya , seperti ditunjukkan oleh berulang berbohong, penggunaan alias, atau menipu orang lain untuk keuntungan pribadi atau kesenangan
-  Impulsif atau kegagalan untuk merencanakan ke depan
-  Lekas marah dan agresivitas , seperti yang ditunjukkan oleh perkelahian fisik berulang atau serangan
-  Mengabaikan  keselamatan diri sendiri atau orang lain
- Konsisten tidak bertanggung jawab , seperti yang ditunjukkan oleh kegagalan berulang untuk mempertahankan perilaku kerja yang konsisten atau menghormati kewajiban keuangan

- Kurangnya penyesalan , seperti ditunjukkan oleh acuh tak acuh atau rasionalisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar