1. Skizofrenia
Istilah skizofrenia berasal
dari kata schizos : pecah belah dan phren: jiwa.
Skizofrenia menjelaskan mengenai suatu gangguan jiwa dimana penderita mengalami
perpecahan jiwa adanya keretakan atau disharmoni antara proses berfikir,
perasaan dan perbuatan, Kraepelin seorang ahli kedokteran jiwa dari kota Munich
memaparkan skizofrenia sebagai bentuk kemunduran intelegensi sebelum waktunya
yang dinamakannya demensia prekox (demensia : kemunduran
intelegensi) prekox (muda, sebelum waktunya).
Ada banyak perkiraan sebagai
penyebab terjadinya skizofrenia, baik yang berasal dari badaniah (somatogenik)
maupun psikologis (psikogenik). Perkiraan penyebab skizofrenia yang berasal
dari segi fisik yang pertama adalah berasal dari faktor genetik atau faktor
keturunan, hal ini telah dibuktikan dengan penelitian tentang keluarga
penderita skizofrenia. Potensi untuk mendapatkan skizofrenia tidak langsung
diturunkan melalui gen resesif, potensi ini mungkin kuat tapi mungkin lemah sebab
selanjutnya juga akan tergantung pada lingkungan individu apakah akan menjadi
skizofrenia atau tidak. Sama seperti penderita diabetes mellitus walaupun ia
adalah resesif diabetes namun jika ia dapat menjaga pola hidup yang sehat maka
ia tidak akan menderita diabetes. Selanjutnya adalah kelainan susunan syaraf
pusat, yang terletak pada diensefalon atau kortex otak, kelainan tersebut
mungkin disebabkan oleh perubahan postmortem.
Ada beberapa ahli yang
menjelaskan mengenai teori psikogenik yang pertama adalah teori Adolf Meyer,
menurut meyer skizofrenia merupakan suatu reaksi yang salah, suatu maladaptasi,
oleh karena itu timbul suatu disorganisasi kepribadian dan lama-kelamaan orang
itu menjauhkan diri dari kenyataan (otisme). Kemudian teori Sigmund Freud,
menurut Freud dalam skizofrenia terdapat kelemahan ego, yang dapat timbul
karena penyebab psikogenik maupun somatik, superego dikesampingkan sehingga
tidak bertenaga lagi dan Id yang berkuasa serta terjadi suatu regresi ke fase
narsisisme.
Gejala-gejala skizofrenia
dibagi menjadi dua yaitu gejala primer dan gejala sekunder, gejala primer
diantaranya gangguan proses pikiran (bentuk,langkah dan isi pikiran), gangguan
afek dan emosi, gangguan kemauan, banyak penderita dengan skizofrenia mempunyai
kelemahan kemauan. Mereka tidak dapat mengambil keputusan dan tidak dapat
mengambil tindakan dalam suatu keputusan. Dan yang terakhir adalah gejala
psikomotor juga dinamakan gejala katatonik atau gangguan perbuatan. Kemudian
gejala sekunder yang terdiri dari waham, waham yang diderita penderita
skizofrenik sering tida logis dan bizar. Tetapi penderita tidak memahami hal
tersebut dan menganggap bahwa wahamnya merupakan fakta dan tidak dapat diubah
oleh siapapun. Gejala sekunder yang kedua adalah halusinasi, pada skizofrenia
halusinasi timbul tanpa ada penurunan kesadaran dan hal ini merupakan suatu
gejala yang hampir tidak dijumpai pada keadaan lain. Paling sering pada
skizofrenia adalah halusinasi pendengaran, halusinasi penciuman, halausinasi
citarasa atau halusinasi taktil (singgungan).
2. OCD (Obsessive Compulsive Disorder)
Obsessive
Compulsive Disorder (OCD) merupakan penyakit yang menyerang mental yang
ditandai dengan ciri-ciri melakukan berpikir berulang-ulang dan melakukan
perbuatan yang berulang-ulang. Sebagai contoh, seseorang yang selalu berpikir bahaya kompor di rumah belum dimatikan padahal dia sudah
mematikannya. Dalam acara Oprah Winfrey Show ada beberapa contoh kasus yang
bias dibilang parah. Ada beberapa gejala yang sering
muncul pada penderita OCD:
a.
Melakukan tindakan yang
berulang-ulang,hal ini dapat kita lihat ketka seorang OCD mencuci tangan
berkali-kali, membasuh kaki berkali kali dan sebagainya.
- Selalu
resah, Penderita OCD tidak dapat lepas dari resah. Ada saja pikiran
negative atau jangan-jangan. Sebagai contoh, ketika penderita OCD pergi
keluar rumah mereka akan berpikir jangan-jangan kompor belum dimatikan.
Jangan-jangan kunci pintu ketinggalan di gagang pintu,dsb.
- Melakukan
ritual-ritual yang aneh, Dalam film Aviator si Howard (penderita OCD) melakukan
ritual dengan membakar seluruh bajunya dan menuangkan air seninya ke dalam
botol lalu dikumpulkan.
- Suka
dengan benda-benda simetris
- bimbang
perihal kuman dan bakteri
3. Bipolar Disorder
Ganguan
bipolar atau sering disebut juga dengan manic - depresi merupakan kelainan pada
otak yang menyebabkan ketidak normalan pergantian mood, energi, level
aktivitas, dan kemampuan untuk mengerjakan aktivitas harian. Bipolar memiliki
dua kutub, yaitu manik dan depresi. Gangguan ini bersifat episode yang
cenderung berulang, menunjukkan suasana perasaan atau mood dan tingkat
aktivitas yang terganggu.Seseorang yang mengidap Bipolar Disorder biasanya
sering merasa euphoria berlebihan (mania) dan mengalami depresi yang sangat
berat. Periode mania dan depresi ini bisa berganti dalam hitungan jam, minggu
maupun bulan. Ini semua tergantung masing-masing pengidap.Mood atau keadaan
emosi internal merupakan penyebab utama dari gangguan ini.
Kadang penderita
memiliki perasaan atau yang bisa disebut sebagai mood meninggi, energi dan
aktivitas fisik dan mental meningkat atau episode manik atau hipomanik. Pada
waktu lain berupa penurunan mood, energi dan aktivitas dan mental berkurang
(episode depresi).Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung
antara dua minggu sampai lima bulan. Sedangkan depresi cenderung berlangsung
lebih lama. Episode hipomanik mempunyai derajat yang lebih ringan daripada
manik.Mereka yang mengalami gangguan bipolar ini beralih dari perasaan sangat
senang dan gembira ke perasaan sangat sedih atau sebaliknya. Dua kutub mood
tinggi dan rendah,
saling bergantian.
Bipolar disorder sering dialami oleh remaja yang beranjak dewasa atau dewasa muda. setidaknya setengah dari kasus dimulai sebelum umur 25 tahun. beberapa orang memiliki gejala - gejalanya bahkan sejak kanak - kanak, sementara beberapa orang sisanya mengalami gejala - gejalanya lebih lama. Bipolar disorder tidak mudah dikenali saat kelainan ini dimulai. gejalanya terlihat seperti masalah - masalah yang berbeda, tidak tampak seperti bagian dari masalah lain yang lebih besar. beberapa orang menderita kelainan ini sampai bertahun - tahun sampai akhirnya terdiagnosis dan mendapatkan terapi. Seperti diabetes dan penyakit jantung, bipolar disorder adalah kelainan jangka panjang yang harus di awasi dan di managed seumur hidup.
Bipolar disorder sering dialami oleh remaja yang beranjak dewasa atau dewasa muda. setidaknya setengah dari kasus dimulai sebelum umur 25 tahun. beberapa orang memiliki gejala - gejalanya bahkan sejak kanak - kanak, sementara beberapa orang sisanya mengalami gejala - gejalanya lebih lama. Bipolar disorder tidak mudah dikenali saat kelainan ini dimulai. gejalanya terlihat seperti masalah - masalah yang berbeda, tidak tampak seperti bagian dari masalah lain yang lebih besar. beberapa orang menderita kelainan ini sampai bertahun - tahun sampai akhirnya terdiagnosis dan mendapatkan terapi. Seperti diabetes dan penyakit jantung, bipolar disorder adalah kelainan jangka panjang yang harus di awasi dan di managed seumur hidup.
Gejala-gejala dari mania atau episode manic:
Perubahan-Perubahan
Suasana Hati
a.
Periode yang panjang dari perasaan
"puncak", atau suasana hati yang sangat gembira atau ramah
b.
Suasana hati yang sangat
teriritasi, agitasi, merasakan "jumpy (gelisah)" atau
"wired".
Perubahan-Perubahan Kelakuan
a.
Berbicara sangat cepat, melompat
dari satu idea ke yang lainnya, mempunyai pemikiran-pemikiran yang
bergegas-gegas
b.
Sangat mudah dikacaukan
c.
Aktivitas-aktivitas yang menuju
tujuan yang meningkat, seperti menerima proyek-proyek baru
d.
Menjadi gelisah
e.
Tidur yang sedikit
f.
Mempunyai kepercayaan yang tidak
realistik pada kemampuan-kemampuan seseorang
g.
Berkelakuan secara impulsif dan
mengambil bagian pada banyak kelakuan-kelakuan yang menyenangkan dan berisiko
tinggi, seperti membelanjakan sprees, seks yang impulsif, dan
investasi-investasi bisnis yang impulsif.
Gejala-gejala
dari episode depresi:
Perubahan-Perubahan
Suasana Hati
a.
Periode yang panjang dari perasaan
khawatir atau kosong
b.
Kehilangan minat pada
aktivitas-aktivitas yang pernah dinikmati, termasuk seks.
Perubahan-Perubahan
Kelakuan
a.
Merasa lelah atau "slowed
down"
b.
Mempunyai persoalan-persoalan
berkonsentrasi, mengingat, dan membuat keputusan-keputusan
c.
Menjadi gelisah atau teriritasi
d. Merubah
kebiasaan-kebiasaan makan, tidur, atau yang lain-lain
e. Memikirkan
kematian atau bunuh diri, atau mencoba bunuh diri.
Gejala-gejala
dari episode hipomania :
Tahap hipomania
mirip dengan mania. Perbedaannya adalah penderita yang berada pada tahap ini merasa
lebih tenang seakan-akan telah kembali normal serta tidak mengalami
hallucination dan delusion. Hipomania sulit untuk didiagnosis karena terlihat
seperti kebahagiaan biasa, tapi membawa resiko yang sama dengan mania. Gejala-gejala
dari tahap hipomania bipolar disorder adalah sebagai berikut.
a.
Bersemangat
dan penuh energi, muncul kreativitas.
b.
Bersikap
optimis, selalu tampak gembira, lebih aktif, dan cepat marah.
c.
Penurunan
kebutuhan untuk tidur.
Gejala-gejala
episode campuran (Mixed state episode) :
Dalam konteks bipolar disorder, mixed state
adalah suatu kondisi dimana tahap mania dan depresi terjadi bersamaan. Pada
saat tertentu, penderita mungkin bisa merasakan energi yang berlebihan, tidak
bisa tidur, muncul ide-ide yang berlal-lalang di kepala, agresif, dan panik
(mania). Akan tetapi, beberapa jam kemudian, keadaan itu berubah menjadi
sebaliknya. Penderita merasa kelelahan, putus asa, dan berpikiran negatif
terhadap lingkungan sekitarnya. Hal itu terjadi bergantin dan berulang-ulang
dalam waktu yang relatif cepat. Mixed state bisa menjadi episode yang paling
membahayakan penderita bipolar disorder. Pada episode ini, penderita paling
banyak memiliki keinginan untuk bunuh diri karena kelelahan, putus asa,
delusion, dan hallucination. Gejala-gejala
yang diperlihatkan jika penderita akan melakukan bunuh diri antara lain sebagai
berikut.
a.
Selalu berbicara tentang kematian
dan keinginan untuk mati kepada orang-orang di sekitarnya.
b.
Memiliki pandangan pribadi tentang
kematian.
c.
Mengkonsumsi obat-obatan secara
berlebihan dan alkohol.
d.
Terkadang lupa akan hutang atau
tagihan seperti; tagihan listrik, telepon.
Menurut DSM, ada empat tipe-tipe dasar dari
penyakit bipolar:
a.
Penyakit Bipolar I terutama
ditentukan oleh episode-episode manic atau campuran yang berlangsung paling
sedikit tujuh hari, atau oleh gejala-gejala manic yang begitu parah sehingga
orang itu perlu segera perawatan rumah sakit. Biasanya, orang itu juga
mempunyai episode-episode depresi, secara khas berlangsung paling sedikit dua
minggu. Gejala-gejala dari mania atau depresi harus menjadi perubahan utama
dari kelakuan normal seseorang.
b.
Penyakit Bipolar II Hypomanic ,
ditentukan oleh pola dari episode-episode depresi namun bukan sepenuhnya
episode-episode manic atau campuran.
c.
Bipolar Disorder Not Otherwise
Specified (BP-NOS) didiagnosa ketika seseorang mempunyai gejala-gejala dari
penyakit yang tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk salah satu dari bipolar
I atau II. Gejala-gejala mungkin tidak berlangsung cukup lama, atau orang itu
mungkin mempunyai terlalu sedikit gejala-gejala, untuk didiagnosa dengan
bipolar I atau II. Bagaimanapun, gejala-gejala adalah dengan jelas keluar dari
batasan kelakuan normal seseorang.
d.
Penyakit Cyclothymic, atau
Cyclothymia, adalah bentuk ringan dari penyakit bipolar. Orang-orang yang
mempunyai cyclothymia mempunyai episode-episode dari hypomania dengan depresi
ringan untuk paling sedikit dua tahun. Bagaimanapun, gejala-gejala tidak
memenuhi kebutuhan-kebutuhan diagnostik untuk tipe lain apa saja dari penyakit
bipolar.
e.
Beberapa orang-orang mungkin
didiagnosa dengan rapid-cycling bipolar disorder. Ini adalah ketika seorang
mempunyai empat atau lebih episode-episode dari depresi utama, mania,
hypomania, atau gejala-gejala campuran dalam satu tahun.
4. Psikopat
Definisi : Psikopat berasal
dari kata psyche (jiwa) dan pathosi (penyakit). Secara harfiah, psikopat
berarti sakit jiwa. Namun, psikopat tak sama dengan kegilaan
(skizofrenia/psikosis), sebab seorang psikopat umunya disebut “Sosiopat”,
karena prilakunya yang antisosial yang merugikan orang-orang terdekat tanpa
empati sedikitpun, meski mereka menyadari seluruh perbuatannya
Karakteristik Psikopat
biasanya menunjukkan sifat seperti berikut:
a. Kurang memiliki rasa empati
b. Tidak Bertanggung Jawab & menyalahkan faktor eksternal.
c. Tidak Tulus dalam berbicara.
d. Egois dan toleransi rendah terhadap rasa frustrasi.
5. Depresi
Depresi adalah
gangguan mental yang setiap orang berpeluang mengalaminya. Banyak dari kita
kebingungan untuk membedakan antara depresi, stress dan kesedihan. Belum lagi
membedakan beberapa jenis dari depresi, misalnya unipolar depression,
biological depression, manic depression, seasonal affective disorder,
dysthymia, dan lainnya.
Penyebab
Depresi
Beberapa ahli
juga memberikan penjelasan mengenai penyebab depresi. Menurut Kaplan dalam
Tarigan (2003) Faktor-faktor yang dihubungkan dengan penyebab dapat dibagi
atas: faktor biologi, faktor genetik dan faktor psiko sosial. Dimana ketiga
faktor tersebut juga dapat saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya
a.
Faktor
Biologi
Ss Beberapa peneliti juga
menemukan bahwa gangguan mood melibatkan patologik dan sistem limbiks serta
ganglia basalis dan hypothalamus.
b.
Faktor
Genetik
Data genetik menyatakan bahwa
faktor yang signifikan dalam perkembangan gangguan mood adalah genetik. Pada
penelitian anak kembar terhadap gangguan depresi berat, pada anak kembar
monozigot adalah 50 %, sedangkan dizigot 10 – 25 %.
c.
Faktor
Psikososial
Mungkin faktor inilah yang banyak diteliti oleh ahli
psikologi. Faktor psikososial yang memyebabkan terjadinya depresi antara lain;
Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan : suatu pengamatan klinik menyatakan bahwa peristiwa atau kejadian dalam kehidupan yang penuh ketegangan sering mendahului episode gangguan mood.
Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan : suatu pengamatan klinik menyatakan bahwa peristiwa atau kejadian dalam kehidupan yang penuh ketegangan sering mendahului episode gangguan mood.
d.
Faktor
kepribadian Premorbid :Tidak ada satu kepribadian atau bentuk kepribadian yang
khusus sebagai predisposisi terhadap depresi. Semua orang dengan ciri
kepribadian manapun dapat mengalami depresi, walaupun tipetipe kepribadian
seperti oral dependen, obsesi kompulsif, histerik mempunyai risiko yang besar
mengalami depresi dibandingkan dengan lainnya.
Faktor Psikoanalitik dan Psikodinamik : Freud menyatakan suatu hubungan antara kehilangan objek dan melankoli. Ia menyatakan bahwa kemarahan pasien depresi diarahkan kepada diri sendiri karena mengidentifikasikan terhadap objek yang hilang. Freud percaya bahwa introjeksi merupakan suatu cara ego untuk melepaskan diri terhadap objek yang hilang. depresi sebagai suatu efek yang dapat melakukan sesuatu terhadap agresi yang diarahkan kedalam dirinya. Apabila pasien depresi menyadari bahwa mereka tidak hidup sesuai dengan yang dicita-citakannya, akan mengakibatkan mereka putus asa.
Faktor Psikoanalitik dan Psikodinamik : Freud menyatakan suatu hubungan antara kehilangan objek dan melankoli. Ia menyatakan bahwa kemarahan pasien depresi diarahkan kepada diri sendiri karena mengidentifikasikan terhadap objek yang hilang. Freud percaya bahwa introjeksi merupakan suatu cara ego untuk melepaskan diri terhadap objek yang hilang. depresi sebagai suatu efek yang dapat melakukan sesuatu terhadap agresi yang diarahkan kedalam dirinya. Apabila pasien depresi menyadari bahwa mereka tidak hidup sesuai dengan yang dicita-citakannya, akan mengakibatkan mereka putus asa.
Ketidakberdayaan
yang dipelajari: Didalam percobaan, dimana binatang secara berulang-ulang
dihadapkan dengan kejutan listrik yang tidak dapat dihindarinya, binatang
tersebut akhirnya menyerah dan tidak mencoba sama sekali untuk menghindari
kejutan selanjutnya. Mereka belajar bahwa mereka tidak berdaya.
Teori
Kognitif: Beck menunjukkan perhatian gangguan kognitif pada depresi Asikal H.S.
dalam Tarigan (2003) Dia mengidentifikasikan 3 pola kognitif utama pada depresi
yang disebut sebagai triad kognitif, yaitu
a.
Pandangan
negatif terhadap masa depan,
b.
Pandangan
negatif terhadap diri sendiri, individu menganggap dirinya tak mampu, bodoh,
pemalas, tidak berharga,
c.
Pandangan
negatif terhadap pengalaman hidup. Meyer berpendapat bahwa depresi adalah
reaksi seseorang terhadap pengalaman hidup.
Penyebab depresi adalah faktor biologi, faktor genetik dan
faktor psiko sosial. Dimana ketiga faktor tersebut juga dapat saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Gejala-gejala Depresi (Symptoms of Depression).
Gejala-gejala Depresi (Symptoms of Depression).
Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala
psikis, gejala fisik & sosial yang khas. Beberapa orang memperlihatkan
gejala yang minim, beberapa orang lainnya lebih banyak. Tinggi rendahnya gejala
bervariasi pada individu dan juga bervariasi dari waktu ke waktu.
Berikut ini beberapa gejala dari depresi :
a.
Terus
menerus merasa sedih, cemas, atau suasana hati yang kosong
b.
Perasaan
putus asa dan pesimis.
c.
Perasaan
bersalah, tidak berdaya dan tidak berharga.
d.
Kehilangan
minat atau kesenangan dalam hobi dan kegiatan yang pernah dinikmati.
e.
Penurunan
energi dan mudah kelelahan.
6. Kleptomamia
Kleptomania
merupakan suatu gangguan psychis (gangguan kejiwaan) yang disebabkan oleh
pengalaman dan perilaku masa kecil yang mendalam dan banyak faktor yang membuat
kebiasaan itu semakin tumbuh berkembang. Gangguan kejiwaan semacam ini bukan
karena khayalan atau halusinasi, sehingga pengidap kleptomania juga bisa
didiagnosa dan diobservasi dari kebiasaan dan kelakuan yang mereka lakukan
ketika melihat barang atau sesuatu yang dimiliki orang. Mereka melakukan
pencurian kecil-kecilan bukan karena cemburu atau benci terhadap orang yang mempunyai
barang tertentu tetapi hanya karena ada dorongan dari otaknya untuk melakukan
pengambilan barang itu yang menjadi semacam tantangan untuk membuktikan pada
dirinya bahwa dia bisa melakukan itu tanpa diketahui oleh orang yang punya.
Para
kleptomania melakukan pencurian bukan untuk memenuhi kebutuhan pribadinya
sendiri atau untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi sebagai tanda
kebanggaan atas dirinya sendiri dan untuk memenuhi rasa puas yang menguasai
pikirannya, sehingga kadang-kadang para kleptomania setelah mencuri, akan
membuang begitu saja hasil curiannya atau diberikan kepada orang lain sebagai
hadiah seolah-olah itu miliknya sendiri.
Bahaya
dari kleptomania adalah adanya sebagian dari mereka yang berkembang menjadi
pencuri betulan dan mempunyai sasaran pilihan barang tertentu alias barang
mahal dimana kalau sudah berhasil mereka biasanya mengkoleksinya tanpa ada rasa
bersalah, atau diberikan lagi pada orang lain sebagai hadiah. Tetapi ada juga
yang hanya mencuri misalnya sandal dan setiap kali melihat sandal akan timbul
di otaknya untuk memiliki sandal itu, ada yang mencuri barang-barang kecil yang
bisa masuk tas, ada juga yang mencuri pajangan orang,dll. Jadi kita bisa
membedakan jelas antara kleptomania dan kriminal murni (yang disadari dan
direncana), karena kleptomania tidak diukur dari martabat, jabatan, dan
kekayaan seseorang. Kleptomania bisa terjadi kepada semua kalangan. Kadang
pengidap kleptomania akan diberikan obat resep dokter seperti antidepressiva
kalau sudah memasuki tingkat extrim.
Sifat karakteristik dari
perilaku kompulsif adalah, jika si penderita melakukan perbuatan tersebut, dia
merasakan suatu kesenangan dan kepuasaan. Jika ia tidakmelakukannya maka akan
timbul rasa tidak senang, berdosa, bersalah, serta rasa tidak puas. Dan lambat
laun, orang yang bersangkutan menjadi panic dan bingung pabila tidak
melakukannya dikarenakan pertentangan batin atau psikologis yang dirasakannya.
7. Phobia
Pengertian fobia menurut para psikopatolog
adalah sebagai penolakan yang menggangu, diperantarai rasa takut yang tidak
proposional dengan bahaya yang dikandung oleh objek atau situasi tertentu da
diakui oleh penderita sebagai sesuatu yang tidak mendasar. Dengan kata lain,
fobia adalah ketakutan terhadap suatu situasi atau obyek yang jelas (dari luar
individu itu sendiri), yang sebenarnya pada saat kejadian tidak membahayakan.
Dalam buku Psikologi
Abnormal oleh Gerald C Davison dkk, pada tahun 2006, DSM-IV-TR memberikan
beberapa bentuk gejala dari fobia adalah (1) Ketakutan yang berlebihan, tidak
beralasan, dan menetap yang dipicu oleh objek atau situasi; (2) Keterpaparan
dengan pemicu menyebabkan kecemasan intens; (3) Orang tersebut menyadari
ketakutannya tidak realistis; (4) Objek atau situasi tersebut dihindari atau
dihadapi dengan kecemasan intens.
Beberapa istilah yang paling
dikenal adalah claustrophobia, yaitu ketakutan pada ruang tertutup. Agoraphobia, adalah
ketakutan pada tempat umum. Acrophobia, adalah ketakutan pada ketinggian. Animal phobia,
adalah ketakutan pada jenis binatang tertentu. Blood phobia,
adalah ketakutan pada darah.
Banyak penderita tertentu
yang tidak membuat mereka cukup terdesak untuk mencari bantuan penanganan.
Sebagai contoh, jika seseorang yang memiliki ketakutan yang sangat besar pada
ular, ia tinggal di daerah metropolitan, kecil kemungkinan ia mengalami kontak
langsung dengan objek yang ditakuti sehingga tidak percaya ada yang salah
dengan dirinya. Pada kebanyakan kasus, fobia banyak dialami oleh wanita
dibandingkan dengan pria.
Pengertian fobia menurut
para psikopatolog adalah sebagai penolakan yang menggangu, diperantarai rasa
takut yang tidak proposional dengan bahaya yang dikandung oleh objek atau
situasi tertentu da diakui oleh penderita sebagai sesuatu yang tidak mendasar.
Dengan kata lain, fobia adalah ketakutan terhadap suatu situasi atau obyek yang
jelas (dari luar individu itu sendiri), yang sebenarnya pada saat kejadian
tidak membahayakan.
Dalam buku Psikologi
Abnormal oleh Gerald C Davison dkk, pada tahun 2006, DSM-IV-TR memberikan
beberapa bentuk gejala dari fobia adalah (1) Ketakutan yang berlebihan, tidak
beralasan, dan menetap yang dipicu oleh objek atau situasi; (2) Keterpaparan
dengan pemicu menyebabkan kecemasan intens; (3) Orang tersebut menyadari
ketakutannya tidak realistis; (4) Objek atau situasi tersebut dihindari atau
dihadapi dengan kecemasan intens.
Beberapa istilah yang paling
dikenal adalah claustrophobia, yaitu ketakutan pada ruang tertutup. Agoraphobia, adalah
ketakutan pada tempat umum. Acrophobia, adalah ketakutan pada ketinggian. Animal phobia,
adalah ketakutan pada jenis binatang tertentu. Blood phobia,
adalah ketakutan pada darah.
Banyak penderita tertentu
yang tidak membuat mereka cukup terdesak untuk mencari bantuan penanganan.
Sebagai contoh, jika seseorang yang memiliki ketakutan yang sangat besar pada
ular, ia tinggal di daerah metropolitan, kecil kemungkinan ia mengalami kontak
langsung dengan objek yang ditakuti sehingga tidak percaya ada yang salah
dengan dirinya. Pada kebanyakan kasus, fobia banyak dialami oleh wanita dibandingkan
dengan pria.
Selain stimulus netral yang
menyebabkan respon ketakutan yang berlebihan, ciri dari phobia adalah ketakutan
yang diikuti respon fisik. Simtom yang muncul pada penderita phobia secara umum
hampir sama dengan gejala kecemasan, akan tetapi simtom-simtom yang terarah
pada situasi dan kondisi tertentu saja (tidak menyeluruh). Beberapa simtom yang
ditemukan pada penderita gangguan phobia antara lain :
a.
Sering sakit kepala, migran
- Ingin
tidur lebih lama
- Berkeringan
secara berlebihan
- Otot menegang
- Rasa
ingin muntah
- Peningkatan
rasa cemas
- Berfikir
secara tidak realistis, takut dan membayangkan sesuatu bakal terjadi
- Sulit
berkonsentrasi
- Gemetar
8.
Pedofilia
Kata Pedophilia berasal dari kata Yunani:
pαῖ ς (paîs), yang berarti “anak” dan, pilία (philía), yang berarti
"cinta yang bersifat pertemanan" atau "persahabatan".
Karena Pedophilia mengandung makna ketertarikan seksual,maka awalnya istilah
itu tidak digunakan dalam imu kedokteran dan lebih banyakdigunakan oleh para
pedophilia itu sendiri untuk melambangkan identitas seksualmereka
yang lebih menyukai anak-anak pra remaja. Pedophilia digunakan
untukorang-orang yang secara eksklusif mempunyai ketertarikan seksual pada
anak-anak pra-remaja yaitu di bawah usia 13 tahun. Termasuk didalamnya adalah Nepiophilia atau Infantophliia yaitu yang tertarik pada bayi dan anak-anak kecil
(toddlers) yang berusia 0-3 tahun. Di luar itu ada juga yang tertarik pada
anak-anak yang berusia antara 11-14 tahun yang disebut Hebephilia. DSM 5
tidakmemasukkan Hebephilia kedalam kategori Pedophilia, tetapi ICD-10 memasukkannya.
Ciri
pengidap pedophilia "
Seorang ahli kejiwaan asal Wina, Richard von Krafft-Ebing, dalam bukunya
Psychopathia Sexualis (1886), menyebutkan tiga ciri individu yang mengidap
pedophilia, yaitu: Pertama, individu tersebut dipengaruhi oleh sifat genetis
yang diperolehnya; Kedua, ketertarikan dasar individu tersebut adalah terhadap
anak-anak, dan; Ketiga, tindakan yang dilakukan biasanya bukan hubungan fisik,
melainkan sentuhan yang tidak pantas atau memanipulasi anak untuk melakukan
tindakan sesuai keinginan individu tersebut (Wikipedia.com).
Menyimak tulisan Kraft-Ebing tentang ciri ketiga seorang pedophil, bisa
disimpulkan bahwa seorang pedophil tidak mesti melakukan pencabulan atau
hubungan seksual dengan si korban, melainkan hanya menyentuhnya dan membuat
anak tersebut melakukan keinginannya di luar hubungan seksual, misalnya si anak
diminta menyentuh bagian tubuhnya seperti kasus Selvi di atas.
Seorang pedophil bisa juga seseorang yang menyukai sesama jenis
(homoseksual), sehingga ia cenderung mencari korban yang sama dengan jenis
kelaminnya seperti kasus pedophilia yang dilakukan seorang turis asing di
Mataram. Sebagian besar korban pedophil adalah anak-anak yang dalam kehidupan
sehari-hari kurang mendapat perhatian dan pegawasan dari orang tuanya.
Kurangnya perhatian orang tua terhadap kasus pedophilia disebabkan masih
kurang familiarnya kasus seperti ini di Indonesia. Sebagian masyarakat masih
percaya bahwa hal seperti ini sangat kecil kemungkinannya terjadi, apalagi
sebagian besar kasus pedophilia dilakukan oleh orang yang sudah dikenal dalam
lingkungan sehari-hari atau sorang kerabat, sehingga hal seperti ini masih kurang
bisa dipercaya akan terjadi.
Sebagian besar anak di bawah umur masih belum bisa mengungkapkan perasaan
tak nyaman apabila ia bertemu orang yang memperlakukannya kurang sopan. Ini
mengakibatkan sang pedophile semakin merasa leluasa memperlakukan anak tersebut
karena ia tidak menunjukkan perlawanan. Terkadang si anak tidak melawan karena
sang pedophil tampak sopan dan “dermawan”, seperti memberi uang jajan dan
menemaninya bermain --seperti banyak terjadi dalam kasus pedophilia di
Indonesia.
Dari reaksi ini, terlihat bahwa seorang anak terkadang tidak mampu
membedakan antara perlakuan tidak sopan, jika si pedophil hanya melakukan
sentuhan tanpa meminta hubungan fisik dan bersikap sopan. Si anak menganggap
bahwa si pedophil sayang kepadanya dengan menyentuh atau menyuruhnya menyentuh
bagian tubuh tertentu dari si pelaku. Anggapan sang anak ini terbentuk karena
perlakuan baik sang pedophil dengan memberinya uang jajan.
9. ADHD (Attention Deficit
Hyperactivity Disorder)
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah
gangguan yang terlihat sejak masa kanak-kanak, dan dapat dianalisa langsung
oleh ahli perkembangan anak (psikolog). Gangguan ini berdampak pada cara anak
berpikir, bertindak dan merasa. Gangguan perkembangan yang ditandai oleh
kekurangmampuan untuk memusatkan perhatian pada tingkat mal-adaptif, aktivitas
yang berlebihan, dan impulsivitas
Tipe ADHD
ADHD dalam DSM-IV-TR
membedakan tiga tipe gejala
a.
Kurang Perhatian
(attention)
Tampak tidak
mendengarkan orang lain, mereka mungkin tidak mengerjakan tugas, tidak membaca
buku, atau tidak membawa alat-alat karena tidak mendengar intruksi guru. Mereka
mungkin tidak cukup mempertatikan secara detail dan membuat kesalahan ceroboh.
b.
Hiperaktivitas
Gelisah, susah duduk tenang dalam jangka waktu
yang cukup lama, dan selalu tampak bergegas.
c.
Impulsivitas
d.
Suka
menjawab pertanyaan, walau pertanyaan tersebut belum selesai disampaikan
Gejala-Gejalanya, menurut DSM IV-TR:
a.
Enam
atau lebih gejala inatention (kurang perhatian), yang berlangsung selama 6 bulan
atau lebih dalam bentuk misalnya kesalahan akibat ceroboh disekolah, kesulitan
mempertahankan perhatian pada tugas atau permainan, sering tidak mendengarkan
ketika diajak bicara, tidak menyelesaikan tugas sekolah dan tugas-tugas
dirumah, sering mengalami kesulitan dalam mengorganisasi tugas dan kegiatan,
menghindari/tidak menyukai tugas-tugas yang membutuhkan usaha mental yang cukup
lama, sering kehilangan sesuatu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas atau
kegiatan, mudah terdistraksi, sering lupa.
b.
Memiliki
enam ataulebih gejala hieraktivitas dan impulsivitas, yang berlangsung selama
enam bulan atau lebih, seperti sering gelisah ditempat duduk, sering
meninggalkan tempat duduk dikelas, sering berlari atau memanjat disaat tidak
semestinya, kesulitan untuk mengikuti kegiatan hiburan dengan tenang, terlalu
banyak bicara, sering menjawab pertanyaan yang belum selesai dbacakan, sering
menginterupsi atau mengganggu orang lain.
c.
Kurang
perhatian, hiperaktivitas, dan impulsivitas itu bersifat maladaptive dan tidak
sesuai dengan tingkat perkembangan.
d.
Beberapa
gejala muncul sebelum umur 7 tahun.
e.
Beberapa
gangguan muncul di dua setting atau lebih.
f.
Gangguan
yang signifikan dalam fungsi.
ADHD dapat ditengarai sejak anak berusia sangat kecil. Pada bayi,
gejala yang nampak, adalah:
e.
Terlalu
banyak bergerak, sering menangis, dan pola tidurnya buruk
f.
Sulit
makan/minum
g.
Selalu
kehausan
h.
Cepat
marah/sering mengalami temper tantrum
Pada anak balita, gejala ADHD yang
kerap terlihat, adalah:
·
Sulit
berkonsentrasi/memiliki rentang konsentrasi yang sangat pendek
·
Sangat
aktif dan selalu bergerak
·
Impulsif
·
Cenderung
penakut
·
Memiliki
daya ingat yang pendek
·
Terlihat
tidak percaya diri
·
Memiliki
masalah tidur dan sulit makan
·
Sangat
cerdas, namun prestasi belajar tidak prima.
10. Austis
Autisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu autos
yang artinya diri yang tidak berdaya. Menurut Kamus Lengkap Psikologi J.P
Chaplin (2001), ada tiga pengertian autisme :
a.
cara berpikir yang dikendalikan
oleh kebutuhan personal atau diri sendiri.
b.
menanggapi dunia berdasarkan
penglihatan dan harapan sendiri dan menolak realitas.
c.
keasyikkan ekstrim dengan
pikiran dan fantasi sendiri.
Dalam
Pedoman Penggolongan dan Gangguan Jiwa (PPDGJ) edisi ke III, autisme digolongkan dalam
gangguan perkembangan pervasif dengan kode F.84. Gangguan perkembangan pervasif
adalah gangguan yang ditandai dengan kelainan kualitatif dalam interaksi sosial
yang timbal balik dan dalam pola komunikasi, serta minat dan aktivitas
terbatas, stereotipik, berulang yang menunjukkan gambaran yang pervasif dari
fungsi – fungsi individu dalam semua situasi dengan derajat keparahan yang
berbeda – beda.
Penyebab
autisme sampai saat ini belum dapat diketahui secara pasti, namun ada beberapa
faktor predisposisi yang memungkinkan terjadinya autisme, yaitu: faktor
genetik, faktor hormonal, kelainan pranatal, proses kelahiran yang kurang
sempurna, serta penyakit tertentu yang diderita sang ibu ketika mengandung atau
melahirkan sehingga menimbulkan gangguan pada perkembangan susunan saraf pusat
yang mengakibatkan fungsi otak terganggu.
Pada
sebagian anak gejala autisme sudah nampak semenjak lahir, namun sebagian pula
sempat mengalami perkembangan sebagai anak normal, dan akhirnya perkembangannya
itu berhenti sebelum mencapai usia 3 tahun. Gejala autis sangat terlihat jelas
ketika anak berusia 3 tahun. Hal yang menarik lainnya dari autisme yaitu gejala
ini lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan
dengan perbandingan 3:1.
Beberapa atau keseluruhan
karakteristik yang disebutkan berikut ini dapat diamati pada para penyandang
autisme beserta spektrumnya baik dengan kondisi yang teringan hingga terberat
sekalipun.
a.
Hambatan dalam komunikasi, misal:
berbicara dan memahami bahasa.
- Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain
atau obyek di sekitarnya serta menghubungkan peristiwa-peristiwa yang
terjadi.
- Bermain dengan mainan atau benda-benda lain
secara tidak wajar.
- Sulit menerima perubahan pada rutinitas dan
lingkungan yang dikenali.
- Gerakkan tubuh yang berulang-ulang atau adanya
pola-pola perilaku yang tertentu
11. Asperger
Aspergers Syndrom adalah merupakan salah satu
tipe pervasive development
disorder (PDD). PDDs
merupakan sekelompok kondisi termasuk keterlambatan perkembangan keahlian dasar
seperti keterampilan bersosialisasi dengan, berkomunikasi dan menggunakan
imajinasi. Sekilas, Asperger ini memang mirip dengan Autis. Apalagi mengingat
autis juga merupakan salah satu penyakit PDD. Akan tetapi, anak-anak dengan
Asperger's syndrome pada umumnya mempunyai fungsi lebih baik dibandingkan
anak-anak autisme.
Kesamaan sifat dengan penyandang autisme yaitu dalam menanggapi rangsangan sensori. Mereka bisa menjadi hiper sensitif terhadap beberapa rangsangan tertentu dan akan terikat pada suatu perilaku yang tidak biasa dalam memperoleh suatu rangsangan sensorik yang khusus.
Nama gangguan ini diambil dari nama dokter Asal Austria, Hans Asperger yang pertama kali menggambarkan gangguan ini pada 1944. Dimana Hans menjelaskan bahwa anak-anak yang memiliki penyakit ini mempunyai tingkat intelejensi yang dan perkembangan bahasa yang normal seperti anak-anak normal lainnya, akan tetapi mereka penderita SA (Red: singkatan dr Syndrom Aspergers) mengalami kekurangan atau pemunduruan dalam hal hubungan sosial dan kecakapan dalam berkomunikasi.
Kesamaan sifat dengan penyandang autisme yaitu dalam menanggapi rangsangan sensori. Mereka bisa menjadi hiper sensitif terhadap beberapa rangsangan tertentu dan akan terikat pada suatu perilaku yang tidak biasa dalam memperoleh suatu rangsangan sensorik yang khusus.
Nama gangguan ini diambil dari nama dokter Asal Austria, Hans Asperger yang pertama kali menggambarkan gangguan ini pada 1944. Dimana Hans menjelaskan bahwa anak-anak yang memiliki penyakit ini mempunyai tingkat intelejensi yang dan perkembangan bahasa yang normal seperti anak-anak normal lainnya, akan tetapi mereka penderita SA (Red: singkatan dr Syndrom Aspergers) mengalami kekurangan atau pemunduruan dalam hal hubungan sosial dan kecakapan dalam berkomunikasi.
Berikut, gejala umum anak pengidap
SA:
1. Gangguan keterampilan sosial.
1. Gangguan keterampilan sosial.
Anak-anak
dengan Asperger's syndrome pada umumnya kesulitan berinteraksi
dengan orang lain dan seringkali kaku dalam situasi sosial. Pada umumnya mereka
sulit berteman.
2. Perilahu eksentrik atau kebiasaan yang berulang-ulang. Anak-anak dengan kondisi ini kemungkinan melakukan gerakan yang berulang-ulang, seperti meremas-remas atau memutar jari tangan.
3. Ritual yang tidak biasa. Anak dengan Asperger's syndrome kemungkinan mengembangkan ritual yang selalu diikuti, seperti mengenakan pakaian dengan urutan tertentu.
4. Kesulitan komunikasi. Orang-orang dengan Asperger's syndrome kemungkinan tidak melakukan kontak mata saat berbicara dengan seseorang. Mereka mungkin bermasalah menggunakan ekspresi dan gerak tubuh serta kesulitan memahami bahasa tubuh. Selain itu, mereka cenderung bermasalah memahami bahasa dalam konteks.Walaupun anak-anak penyandang SA biasanya berbicara lancar saat mencapai usia lima tahun, namun mereka sering mempunyai masalah dalam menggunakan bahasa dalam konteks sosial (pragmatik ) dan tidak mampu mengenali sebuah kata yang memiliki arti yang berbeda-beda (semantic) serta khas dalam berbicara /prosodi (tinggi rendahnya suara, serta tekanan dalam berbicara)
5. Keterbatasan ketertarikan. Anak dengan Asperger's syndrome kemungkinan memiliki ketertarikan yang intens bahkan terobsesi terhadap beberapa bidang, seperti jadwal olahraga, cuaca atau peta.
6. Masalah koordinasi. Gerakan anak dengan Asperger's syndrome kelihatan ceroboh dan kaku.Diperkirakan bahwa 50% - 90% dari penyandang SA mempunyai kesulitan dalam koordinasi motoriknya. Motorik yang terkena dalam hal melakukan gerakan yang berpindah-pindah (locomotion), kecakapan bermain bola, keseimbangan, cakap menggerakan sesuatu dengan tangan, menulis dengan tangan, gerak cepat, persendian lemah, irama serta daya mengikuti gerakan-gerakan.
2. Perilahu eksentrik atau kebiasaan yang berulang-ulang. Anak-anak dengan kondisi ini kemungkinan melakukan gerakan yang berulang-ulang, seperti meremas-remas atau memutar jari tangan.
3. Ritual yang tidak biasa. Anak dengan Asperger's syndrome kemungkinan mengembangkan ritual yang selalu diikuti, seperti mengenakan pakaian dengan urutan tertentu.
4. Kesulitan komunikasi. Orang-orang dengan Asperger's syndrome kemungkinan tidak melakukan kontak mata saat berbicara dengan seseorang. Mereka mungkin bermasalah menggunakan ekspresi dan gerak tubuh serta kesulitan memahami bahasa tubuh. Selain itu, mereka cenderung bermasalah memahami bahasa dalam konteks.Walaupun anak-anak penyandang SA biasanya berbicara lancar saat mencapai usia lima tahun, namun mereka sering mempunyai masalah dalam menggunakan bahasa dalam konteks sosial (pragmatik ) dan tidak mampu mengenali sebuah kata yang memiliki arti yang berbeda-beda (semantic) serta khas dalam berbicara /prosodi (tinggi rendahnya suara, serta tekanan dalam berbicara)
5. Keterbatasan ketertarikan. Anak dengan Asperger's syndrome kemungkinan memiliki ketertarikan yang intens bahkan terobsesi terhadap beberapa bidang, seperti jadwal olahraga, cuaca atau peta.
6. Masalah koordinasi. Gerakan anak dengan Asperger's syndrome kelihatan ceroboh dan kaku.Diperkirakan bahwa 50% - 90% dari penyandang SA mempunyai kesulitan dalam koordinasi motoriknya. Motorik yang terkena dalam hal melakukan gerakan yang berpindah-pindah (locomotion), kecakapan bermain bola, keseimbangan, cakap menggerakan sesuatu dengan tangan, menulis dengan tangan, gerak cepat, persendian lemah, irama serta daya mengikuti gerakan-gerakan.
12. Down syndrom
Down syndrome adalah suatu kondisi
keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya
abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan
sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan. Down
syndrome merupakan kelainan kromosom yang dapat
dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas. Kelainan yang
berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental anak ini pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr.John Longdon Down. Karena
ciri-ciri yang tampak aneh seperti tinggi badan yang relative pendek,kepala mengecil, hidung yang datar menyerupai orang Mongolia maka sering juga dikenal dengan
Mongoloid. Pada tahun 1970an para ahli dari Amerika dan Eropa merevisi nama dari kelainan yang
terjadi pada anak tersebut dengan merujuk penemu pertama kali syndrome ini
dengan istilah Down Syndrome dan hingga kini penyakit ini dikenal dengan
istilah yang sama.
Menurut kamus psikologi Down
Syndrom merupakan satu kerusakan atau cacat fisik bawaan yang disertai
keterbelakangan mental, lidahnya tebal dan retak-retak atau terbelah, wajahnya
datar ceper, dan matanya miring.
Karakteristik
Sindrom down terjadi hampir merata pada laki-laki
dan wanita. Penderita sindrom down memiliki tanda khas, seperti :
a.
Abnormalitas pada tengkorak
b.
Abnormalitas pada muka
c.
Tubuh pendek
d.
Dagu atau mulut kecil
e.
Leher pendek
f.
Kaki dan tangan terkadang bengkok
g.
Mulut selalu terbuka
h.
Ujung lidah besar
i.
Hidung lebar dan rata
j.
Kedua lubang hidung terpisah lebar
k.
Jarak antara kedua mata lebar
l.
Kelopak mata mempunyai lipatan
epikantus
PENYEBAB
Banyak pakar berteori
tentang penyebab Sindrom ini, tapi penyebab sesungguhnya tidak diketahui dengan
pasti. Beberapa pakar meyakini adanya abnormalitas hormonal, pengaruh sinar X,
infeksi virus, masalah kekebalan tubuh, atau predisposisi genetis yang
menyebabkan pembagian sel tidak sempurna. Pendapat yang menyatakan semakin
tinggi usia ibu semakin besar kemungkinan ia memiliki anak Sindrom Down.
Penelitian terakhir di
Amerika Serikat membuktikan lebih dari 85% anak Sindrom Down dilahirkan dari
ibu yang usianya tidak lebih dari 35 tahun. Peneliti lain menyatakan usia ayah
juga berpengaruh. Memang kelebihan kromosom trisomi 21 bisa disebabkan baik
dari ibu ataupun ayah, meski kebanyakan kromosom yang berlebih didapat dari
ibu.
13. Sexual syndrom
Dalam psikologi kelainan sex merupakan penyakit psikologi dimana penderita
mengalami ketidakseimbangan hormon yang terjadi dalam tubuh misalnya wanita
yang memiliki
kelebihan hormon testosteren yang menyebabkan hasrat kelaki-lakiannya lebih dominan dibanding sifat feminim dan sebaliknya. *(jangan percaya gw cuma ngarang hahaha :-D ). sebenarnya dalam dunia psikologi kelainan sex merupakan salah satu prilaku menyimpang dimana dari kasus diatas merupakan salah satu penyebab terjadinya penyimpangan tersebut. misalnya kita ambil contoh seorang remaja pria yang memiliki sikap lebih feminim dari remaja pria lainnya, cenderung lebih menyukai hal-hal yang berbau feminim dan lebih gemulai dya akan bertanya pada dirinya 'normalkah saya?' dan ketika pertanyaan itu muncul hal itu sudah menjadi sebuah sugest bahwa sebagian dari dirinya merupakan hal yang tidak normal, disini gejala penyimpangan tersebut mulai terjadi. ada banyak faktor yang menyebabkan kelainan sex tidak hanya faktor hormonal tapi juga beberapa faktor lainnya. yuk kita bahas lagi! tapi sebelumnya kita liat dlu macam-macam kelainan sex.
kelebihan hormon testosteren yang menyebabkan hasrat kelaki-lakiannya lebih dominan dibanding sifat feminim dan sebaliknya. *(jangan percaya gw cuma ngarang hahaha :-D ). sebenarnya dalam dunia psikologi kelainan sex merupakan salah satu prilaku menyimpang dimana dari kasus diatas merupakan salah satu penyebab terjadinya penyimpangan tersebut. misalnya kita ambil contoh seorang remaja pria yang memiliki sikap lebih feminim dari remaja pria lainnya, cenderung lebih menyukai hal-hal yang berbau feminim dan lebih gemulai dya akan bertanya pada dirinya 'normalkah saya?' dan ketika pertanyaan itu muncul hal itu sudah menjadi sebuah sugest bahwa sebagian dari dirinya merupakan hal yang tidak normal, disini gejala penyimpangan tersebut mulai terjadi. ada banyak faktor yang menyebabkan kelainan sex tidak hanya faktor hormonal tapi juga beberapa faktor lainnya. yuk kita bahas lagi! tapi sebelumnya kita liat dlu macam-macam kelainan sex.
Jenis kelainan SEX
a.
Homoseksual :
yaitu kelainan sex dimana seseorang menyukai sesama jenis. pada pria disebut
gay dan lesbi pada wanita.
b.
Eksibisionisme :
yaitu kelainan seks yang suka memperlihatkan organ kelamin kepada orang lain
yang tidak ingin melihatnya dan juga suka melakukan autoeroticism (praktek
seksual merangsang diri sendiri atau masturbasi) sambil memperlihatkannya
kepada orang lain.
c.
Transvestic
fetisisme : Gangguan ini dicirikan dengan laki-laki heteroseksual yang
mengenakan pakaian perempuan untuk mencapai respons seksual. Gangguan ini
dimulai pada saat remaja dan masih diam-diam (tanpa ingin diketahui orang
lain), dan kemudian saat beranjak dewasa mulai berpakaian perempuan lengkap dan
di depan umum. Sebagian kecil laki-laki dengan transvestic fetisisme mungkin
mengalami dysphoria (ketidakbahagiaan dengan jenis kelamin aslinya), yang
kemudian melakukan pengobatan hormonal atau operasi pergantian kelamin untuk
membuat mereka hidup secara permanen sebagai perempuan.
d.
Frotteurisme :
Orang dengan gangguan ini sering menggosok-gosokkan organ kelaminnya kepada
orang lain yang tidak menginginkannya. Perilaku ini sering dilakukan pada saat
sibuk, di tempat ramai seperti dalam bus atau di kereta yang penuh sesak.
e.
Pedofilia :
Pedofilia melibatkan aktivitas seksual dengan anak kecil, umumnya di bawah usia
13. DSM-IV-TR mendeskripsikan kriteria orang dengan pedofilia berusia diatas 16
tahun, dan setidaknya 5 tahun lebih tua dari si anak yang dijadikan obyek
seksualnya. Orang dengan pedofilia bisa tertarik dengan anak laki-laki atau
perempuan, walaupun hampir dua kali lipat ketertarikan lebih banyak pada anak
laki-laki. Biasanya orang dengan gangguan ini mengembangkan prosedur dan
strategi untuk mendapatkan akses dan kepercayaan anak-anak.
f.
Seksual masokisme
: Masokisme adalah istilah yang digunakan untuk kelainan seksual tertentu,
namun yang juga memiliki penggunaan yang lebih luas. Gangguan seksual ini
melibatkan kesenangan dan kegembiraan yang diperoleh dari rasa sakit pada diri
sendiri, baik yang berasal dari orang lain atau dengan diri sendiri. Gangguan
ini biasanya terjadi sejak kanak-kanak atau menginjak remaja yang sudah mulai
kronis. Orang dengan gangguan ini mencapai kepuasan dengan mengalami rasa
sakit.
g.
Voyeurism :
Voyeurisme adalah paraphilia di mana seseorang menemukan kenikmatan seksual dengan
menyaksikan atau mengintip orang yang telanjang, membuka baju, atau melakukan
seks. Gangguan ini terjadi pada laki-laki dan yang menjadi obyek biasanya orang
asing. Orang dengan voyeurisme atau voyeur berfantasi melakukan hubungan seks
dengan korbannya, tetapi ia tidak benar-benar melakukan itu. Voyeur mungkin
mengintip orang asing yang sama berulang-ulang, tapi jarang ada kontak
fisik.
h.
Bestialitas :
Bestialitas atau zoophilia adalah istilah yang menggambarkan perasaan atau
perilaku seks yang melibatkan hewan. Perasaan seksual orang dengan bestialitas
mungkin berfokus pada hewan piaraan seperti anjing, atau hewan ternak seperti
domba atau kambing.
i. Necrophilia : istilah yang
menggambarkan perasaan atau perilaku seksual melibatkan mayat.
j. Sodomi adalah hubungan seks
yang dilakukan melalui anus. Anus hampir dapat disamakan dengan lubang (maaf)
vagina karena memiliki rektum, yaitu bagian usus besar yang terletak dekat
anus. Sodomi beresiko tinggi terhadap kesehatan karena anus merupakan tempat
berkumpulnya bakteri.
k. Incest adalah suatu hubungan
seksual dengan pasangan yang masih mempunyai pertalian darah. Hanya karena rasa
ketakutan dan ingin mendapatkan perhatian kasih sayang dari orang tua atau
kakaknya, seorang anak atau remaja mau melakukan perbuatan ini. Biasanya faktor
lingkunganlah yang mempengaruhi kelainan ini, yaitu karena adanya rasa cinta
yang mendalam sebagai anggota keluarga.
l. Hiperseks adalah seseorang
yang selalu ingin melakukan hubungan seksual sesering mungkin.
M.
Triolisme adalah
penderita kelainan seksual yang akan memperoleh kepuasan seksual jika saat
melakukan hubungan seksual dengan pasangannya dilihat oleh orang lain.
Triolisme dapat juga diartikan sebagai hubungan seksual yang dilakukan oleh
satu perempuan dengan tiga laki-laki.
N.
Hermaphrodite
diambil dari dewa Yunani yaitu Hermes dan Aprodite yang artinya setengah
laki-laki dan setengah perempuan. Orang tersebut sudah terlahir dengan
mempunyai 2 jenis kelamin yang pada hakikatnya hanya ada satu yang berfungsi
sebenarnya.Hal yang mungkin dilakukan adalah dengan menjalani terapi hormon
untuk merangsang pertumbuhan sifat dan ciri-ciri sebagai laki-laki atau
perempuan.
14. MR (mental retardensi)
Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensia yang kurang
(subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak).
Retardasi Mental ditandai dengan fungsi intelektual yang secara signifikan
berada dibawa rata-rata, diserta oleh adanya berbagai deficit dalam fungsi
adaptif, seperti mengurus diri atau aktivitas okupasional yang muncul sebelum
usia 18 tahun. Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara
keseluruhan, tetapi gejala utama ialah intelegensi yang terbelakang. Retardasi
mental disebut juga oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan fren = jiwa)
atau tuna mental.
Retardasi mental bukan suatu penyakit walaupun
retardasi mental merupakan hasil dari proses patologik di dalam otak yang
memberikan gambaran keterbatasan terhadap intelektual dan fungsi adaptif.
Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan
fisik lainnya.
Intelegensi (IQ = Intelligence Quotient) bukanlah merupakan satu-satunya patokan yang dapat
dipakai untuk menentukan berat ringannya retardasi mental. Sebagai kriteria
dapat dipakai juga kemampuan untuk dididik atau dilatih dan kemampuan sosial
atau kerja. Tingkatannya mulai dari taraf ringan, sedang sampai berat, dan
sangat berat.
Klasifikasi
retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu :
a. Retardasi mental berat sekali. IQ dibawah 20 atau 25. Sekitar 1
sampai 2 % dari orang yang terkena retardasi mental.
b. Retardasi mental berat. IQ sekitar
20-25 sampai 35-40. Sebanyak 4 % dari orang yang terkena retardasi mental.
c. Retardasi mental sedang. IQ
sekitar 35-40 sampai 50-55. Sekitar 10 % dari orang yang terkena retardasi
mental.
d. Retardasi mental ringan.IQ sekitar
50-55 sampai 70. Sekitar 85 % dari orang yang terkena retardasi mental. Pada
umunya anak-anak dengan retardasi mental ringan tidak dikenali sampai anak
tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua disekolah.
15.
PSIKOSIS
PSIKOSIS Disebut dengan kelainan kepribadian yang besar (Psychosis Mayor) karena seluruh kepribadian orang yang bersangkutan terkena dan orang tersebut tidak dapat lagi hidup dan bergaul normal dengan orang di sekitarnya
Jenis – jenis Psikosis
a. Psikosis Fungsional
☻Skizophrenia
Terjadi perpecahan kepribadian, antara pikiran, perasaan dan perbuatan berjalan sendiri – sendirin
Contoh : Seseorang bercerita tentang anaknya yang meninggal terlindas kereta api (pikiran) sambil tertawa (perasaan) dan menari – nari (perbuatan)n
-Paranoid
Sering merasa cemburu, curiga, dendam, iri hati kepada orang lain yang sifatnya irasionaln
-Psikosis manis – depresif
Gangguan mental serius yang ditandai dengan perubahan emosi seperti menjadi sangat gembira dan tidak lama kemudian menjadi sangat sedihn
b. Psikosis Organik
Faktor penyebabnya adalah kelainan pada tubuh atau fungsi anggota tubuh.n
Contoh: karena usia tua terjadi penyempitan pembuluh darah sehingga menyebabkan individu tersebut sering marah.
PSIKOSIS Disebut dengan kelainan kepribadian yang besar (Psychosis Mayor) karena seluruh kepribadian orang yang bersangkutan terkena dan orang tersebut tidak dapat lagi hidup dan bergaul normal dengan orang di sekitarnya
Jenis – jenis Psikosis
a. Psikosis Fungsional
☻Skizophrenia
Terjadi perpecahan kepribadian, antara pikiran, perasaan dan perbuatan berjalan sendiri – sendirin
Contoh : Seseorang bercerita tentang anaknya yang meninggal terlindas kereta api (pikiran) sambil tertawa (perasaan) dan menari – nari (perbuatan)n
-Paranoid
Sering merasa cemburu, curiga, dendam, iri hati kepada orang lain yang sifatnya irasionaln
-Psikosis manis – depresif
Gangguan mental serius yang ditandai dengan perubahan emosi seperti menjadi sangat gembira dan tidak lama kemudian menjadi sangat sedihn
b. Psikosis Organik
Faktor penyebabnya adalah kelainan pada tubuh atau fungsi anggota tubuh.n
Contoh: karena usia tua terjadi penyempitan pembuluh darah sehingga menyebabkan individu tersebut sering marah.
16.
Kepribadian Ganda.
Kepribadian ganda adalah dimana seseorang bisa
mempunya kepribadian lebih dari 1, semisalnya pada hari ini dia menjadi si A
dan keesokannya menjadi si B.. Tapi proses penyembuhan bisa dilakukan dengan 2
pribadi atau lebih ini saling berkenalan dan saling berteman. Biasanya penyakit
ini muncul karena trauma masa kecil yang terjadi di bawah usia 7 tahun.
Ciri – Ciri Penderita :
a. Ada 2 orang atau lebih yang mengambil alih tubuh si penderita, contoh : mereka menemukan bahwa di laptop mereka terdapat sebuah cerpen, padahal mereka ga nulis cerpen itu, itu bisa jadi karena pribadi yang lain mengambil alih tubuh mereka.
b. Sering lupa, mereka sering lupa tentang informasi mengenai diri mereka sendiri.
c. Sering terlihat tidak fokus dan tidak sadar waktu.
Ciri – Ciri Penderita :
a. Ada 2 orang atau lebih yang mengambil alih tubuh si penderita, contoh : mereka menemukan bahwa di laptop mereka terdapat sebuah cerpen, padahal mereka ga nulis cerpen itu, itu bisa jadi karena pribadi yang lain mengambil alih tubuh mereka.
b. Sering lupa, mereka sering lupa tentang informasi mengenai diri mereka sendiri.
c. Sering terlihat tidak fokus dan tidak sadar waktu.
17. Bulimia
nervosa
Gangguan makan yang
membuat Anda makan secara berlebihan, dan segera mengeluarkan makanan tersebut
dgn berbagai caraBulimia nervosa seringkali dialami oleh para model profesional
dan dijadikannya pilihan gaya hidup, walaupun faktanya sangat menyiksa
Penyebab Bulimia : Masalah Pribadi, keluarga, perilaku maladaptif, pertentangan identitas diri, dan mementingkan penampilan fisik
Penyebab Bulimia : Masalah Pribadi, keluarga, perilaku maladaptif, pertentangan identitas diri, dan mementingkan penampilan fisik
18. Narsisisme
perasaan cinta trhadap diri sendiri yg berlebihan, percaya diri itu
perlu, tp harus ditempatkan dengan baik.
19.
Antisosial Personality
Disorder
Definisi : Gangguan kepribadian antisosial sering
disebut sebagai sociopathy dalam budaya populer. Individu dengan antisosial
Personality Disorder sering kurang empati dan cenderung tidak berperasaan,
sinis, dan menghina perasaan, hak, dan penderitaan orang lain.
Ciri-ciri umum penderita :
- Kegagalan untuk
menyesuaikan diri dengan norma-norma sosial yang berkaitan dengan perilaku yang
sah seperti yang ditunjukkan oleh berulang kali melakukan tindakan yang dasar
untuk penangkapan
- Tipu daya , seperti ditunjukkan
oleh berulang berbohong, penggunaan alias, atau menipu orang lain untuk
keuntungan pribadi atau kesenangan
- Impulsif atau kegagalan
untuk merencanakan ke depan
- Lekas marah dan
agresivitas , seperti yang ditunjukkan oleh perkelahian fisik berulang atau
serangan
- Mengabaikan
keselamatan diri sendiri atau orang lain
- Konsisten tidak bertanggung
jawab , seperti yang ditunjukkan oleh kegagalan berulang untuk mempertahankan
perilaku kerja yang konsisten atau menghormati kewajiban keuangan
- Kurangnya penyesalan , seperti
ditunjukkan oleh acuh tak acuh atau rasionalisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar