Selasa, 07 April 2015

teori belajar

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Belajar didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional, dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan’suatu pengetahuan, keterampilan, nilai, dan pandangan dunia (Illeris, 2000; Ormorod, 1995).
Belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar berlangsung. Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori belajar. Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran.
















BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Belajar
Para psikologi pendidikan memunculkan istilah teori belajar setelah mereka mengalami kesulitan ketika akan menjelaskan proses belajar secara menyeluruh. Berawal dari kesulitan tersebut munculah beberapa persepsi berbeda dari para psikolog, sehingga menghasilkan dalil- dalil yang memiliki inti kalau teori belajar adalah alat bantu yang sistematis dalam proses belajar.
Teori-teori belajar dikalangan psikolog bersifat eksperimental, dimana teori yang mereka kemukakan hanyalah berupa pendapat dari pengalaman mereka ketika dalam kegiatan belajar berlangsung. Dari interaksi tersebut, para psikolog menyusun proposisi yang mereka tekuni sehingga menghasilkan madzhab yangmereka ciptakan itu bisa digunakan sebagai landasan pola pikir mereka.

            B. Macam-Macam Teori Belajar

1. Teori belajar Behaviorisme
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.  Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus- responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.


2. Teori Belajar kognitivisme
Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses. Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing- masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.

3. Teori Belajar Konstruktivisme
Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibatlangsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.


4. Teori Pembiasaan Klasik
Teori pembiasaan klasik (classical
conditioning) ini berkembang berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan oleh Ivan Pavlov (1849-1936), pada dasarnya classical conditioning adalah sebuah prosedur penciptaan refleks baru dengan cara mendatangkan stimulus sebelum terjadinya refleks tersebut.
Pavlov mengadakan percobaan terhadap anjing yang diberi stimulus bersyarat sehingga terjadi reaksi bersyarat pada anjing. Dari hasil percobaannya, sinyal (pertanda memainkan peran yang sangat penting dalam akdaptasi hewan terhadap sekitarnya.
Teori Classical conditioning yang ditemukan pavlov didasarkan pada tiga proses, yaitu: pertama, penyamarataan (generalization) sebab respon dikondisikan dengan kehadiran stimulus yang sama melalui keluarnya air liur; kedua, perbedaan (discimination) untuk merespon apabila ada perangsang makanan kemulutnya; ketiga, pemadaman (extinction) terjadi ketika stimulus disajikan berulang-ulang tanpa adanya stimulus berupa makanan. Kesimpulan dari percobaan pavlov ialah apabila stimulus yang diadakan (CS) selalu disertai dengan stimulus penguat (UCS), stimulus tadi
(CS), cepat atau lambat akan menimbulkan respon atau perubahan yang kita kehendaki dalam CR. Skinner berpendapat bahwa percobaan Pavlov itu tunduk terhadap dua macam hukum yang berbeda, yakni: law of respondent conditioning atau hukum pembiasaan dan law of respondent extinction atau pemusnahan yang dituntut.

5. Teori Belajar Koneksionisme
Prinsip teori Thorndike adalah belajar asosiasi antara kesanpanca indra (sense impression) dengan implus untuk bertindak (impulse to action). Asosiasi itulah yang menjadi lebih kuat atau lebih lemah dalam terbentuknya atau hilangnya kebiasaan-kebiasaan. Oleh karena itulah, teory thorndike disebut Connectionism atau bond psychology. Awal eksperimennya menggunakan kucing, ketika eksperimen awal ini berhasil maka ia melanjutkan pada hewan lainnya. Kucing dibiarkan kelaparan, kemudian ia dimasukkan kedalam kotak yang sudah dirancang khusus, sehingga jika kucing itu mnyentuh tombol pintu maka pintu itu akan terbuka dan ia dapat keluar dan mencapai daging yang dijadikan umpan diluar kandang. Pada usaha pertama ia belum terbiasa memecahkan  problemnya, sampai kemudian berhasil menemukan tombol tersebut. Waktu yang dibutuhkan dalam usaha pertama agak lama. Percobaan yang sam dilakukan secara berulang-ulang.
Dengan terlatihnya proses belajar dari kesalahan (trial and error) , maka watu yang dibutuhkan untuk memecahkan problem itu semakin singkat. Teori trial and error learning mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
 Adanya motif yang mendorong akktivitas.
 Adanya berbagai respon terhadap situasi.
 Adanya eliminasi respon- respon yang gagal atau salah.
 Adanya kemajuan reaksi- reaksi dalam mencapai tujuan.
Menurut thorndike, dasar proses belajar pada hewan maupun pada manusia adalah sama. Baik belajar pada hewan maupun manusia, menggacu pada tiga hukum belajar pokok, yaitu:
Law of Readiness adalah reaksi terhadap stimulus yang didukung kesiapan untuk bertindak dan reaksi itu menjadi memuaskan.
Law of Exercise ialah hubungan stimulus respon apabila dering digunakan akan semakin kuat melalui repetitton atau pengulangan
Law of
Use: Hubungan stimulus respon bertambah kuat jika ada latihan.
Law of Dis      
use : Hubungan stimulus respon bertambah lemah jika latihan dihentikan.
 Law of Effect ialah menunjukkan kepada makin kuat atau lemahnya hubungan sebagai akibat dari pada hasil respon yang dilakukan.
6. Teori Gestalt
Menurut aliran ini jiwa manusia adalah suatu keseluruhan ynag berstruktur. Suatu keseluruhn  bukan terdiri dari bagian-bagian atau unsur-unsur. Unsur-unsur itu berada dalam keseluruhan menurut struktur yang telah terbentuk dan salin berinterelasi satu sama lain.
Teori psikologi gestalt sangat berpengaruh terhadap tafsiran tentang belajar.
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
Tingkah laku terjadi berkat interaksi antar individu dan lingkungannya.
2.  Individu berada dalam keadaan keseimbangan yang dinamis, adanya ganguan terhadap keseimbangan itu akan mendorong terjadinya tingkah laku.
3. Belajar mengutamakan aspek pemahaman (insight) terhadap situasi problematis.
4. Belajar menitikberatkan pada situasi sekarang, dalam situasi tersebut menemukan dirinya.
5. Belajar dimulai dari keseluruhan dan bagian-bagian hanya bermakna dalam keseluruhan itu.














BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan Teori Belajar kognitif dapat kami simpulkan sebagai berikut :
 Proses teori belajar kognitif Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar itu sendiri. Belajar tidak hanya sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berikir yang sangat kompleks. Teori ini sangat berkaitan dengan teori sibemetik.






















DAFTAR PUSTAKA

Mahmud, PsikologiPendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2010, hlm., 72
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hlm., 38-39
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010, hlm., 104
Bahrudin, Pedidikan dan Psikologi Perkembangan, Jogjakarta: Ar-Ruzz media, 2010, hlm., 169
Bahrudin, Pedidikan dan Psikologi Perkembangan, Jogjakarta: Ar-Ruzz media, 2010, hlm., 166-167
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi
Aksara, 2009, hlm., 41
























KATA PENGANTAR

Kami mengucapkan puji dan syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa dengan segala rahmatNya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Yang berjudul “Teori Teori Belajar”.
Makalah ini didasari tugas yang diberikan oleh Dosen Belajar dan Pembelajaran. Tujuan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada para mahasiswa-mahasiswi tentang Belajar dan Pembelajaran, khususnya mengenai Teori Belajar . Kami sangat menyadari dalam penyusunan makalah ini karena masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu segala saran dan masukan demi perbaikan makalah ini kami harapkan kepada Bapak Dosen untuk penyempurnaan makalah ini.
 Terima kasih.






Banda Aceh,  05 November  2014


Penyusun




Tidak ada komentar:

Posting Komentar